Militer Israel Bunuh Juru Bicara Hamas saat Serangan Brutal di Gaza
Seorang juru bicara Hamas tewas akibat serangan udara Israel di Gaza utara, menurut laporan media setempat.
Militer Israel melanjutkan serangan barunya di daerah kantong yang terkepung itu.
Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua tewas ketika jet tempur Israel mengebom tempat perlindungan tendanya di kota utara Jabalia pada Kamis dini hari (27/3/2025), menurut televisi Al-Aqsa dan Kantor Berita Shehab.
“Beberapa orang lainnya terluka dalam serangan itu, termasuk anak-anak,” ungkap Hind Khoudary, koresponden Al Jazeera di Gaza.
Khoudary mengatakan serangan itu adalah salah satu dari beberapa serangan yang dilakukan militer Israel di seluruh Jalur Gaza selama beberapa jam terakhir, termasuk serangan terhadap satu rumah di daerah as-Saftawi di Kota Gaza, yang menewaskan enam anggota keluarga yang sama.
Pada tanggal 18 Maret, Israel tiba-tiba mengakhiri gencatan senjata dua bulan yang rapuh saat melanjutkan kampanye pemboman dan operasi darat yang intens di Gaza.
Israel telah membunuh ratusan warga sipil Palestina dalam upaya menekan Hamas agar membebaskan tawanan yang tersisa di daerah kantong yang dilanda perang itu.
Beberapa pejabat senior Hamas juga telah terbunuh selama sepekan terakhir. Pada hari Minggu, serangan udara Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan menewaskan lima orang, termasuk Ismail Barhoum, kepala keuangan dan lembaga di kantor politik Hamas.
Pada hari yang sama, jet tempur Israel juga mengebom tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Khan Younis.
Salah al-Bardaweel, pemimpin politik Hamas terkemuka dan anggota Dewan Legislatif Palestina, tewas dalam serangan itu bersama istrinya.
Kedua pria itu merupakan bagian dari kantor politik Hamas, badan pembuat keputusan yang beranggotakan 20 orang, 11 di antaranya telah tewas sejak dimulainya perang pada akhir tahun 2023, menurut kantor berita Reuters.
Hamas masih menahan 59 dari sekitar 250 tawanan yang ditangkap kelompok itu selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan Hamas sementara militer Israel kini telah menewaskan 50.183 warga Palestina dan melukai 113.828 orang lainnya sejak melancarkan serangan darat dan udara di daerah kantong Palestina itu.
Sekitar 830 orang tewas sejak Israel melanjutkan serangan 10 hari lalu, menurut statistik dari Kementerian Kesehatan Gaza, dengan perempuan dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban.
Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) juga mengumumkan pada hari Selasa bahwa 142.000 warga Palestina telah dipindahkan secara paksa oleh militer Israel sejak 18 Maret.
Kondisi itu memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan yang disebabkan pembatasan Israel yang terus berlanjut terhadap bantuan yang masuk ke Gaza.
Jumlah korban tewas yang meningkat di Gaza terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata yang berjalan lambat dan penuh pertikaian antara Israel dan Hamas selama berminggu-minggu.
Para mediator, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, gagal mengamankan perpanjangan tahap pertama dari perjanjian tiga fase tersebut, yang berakhir pada tanggal 1 Maret.
Hamas menuduh Israel sengaja membahayakan pembahasan gencatan senjata, yang bertujuan mengakhiri pertempuran secara permanen.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim dia memerintahkan pasukan Israel untuk memperbarui serangan terhadap Gaza setelah Hamas menolak proposal untuk mengamankan perpanjangan.
Pada hari Rabu, Netanyahu mengulangi ancaman bahwa Israel akan merebut wilayah di Gaza jika Hamas gagal membebaskan tawanan yang tersisa.