5 Fakta Penembakan Guru di Yahukimo oleh OPM, Aksi Biadab yang Melanggar Prinsip HAM

5 Fakta Penembakan Guru di Yahukimo oleh OPM, Aksi Biadab yang Melanggar Prinsip HAM

Nasional | sindonews | Senin, 24 Maret 2025 - 09:34
share

Peristiwa penembakan guru di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, memunculkan duka mendalam. Kejadian ini tak hanya menyoroti situasi keamanan yang memprihatinkan, tetapi juga menambah panjang daftar kekerasan yang menimpa warga sipil di wilayah tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPBOPM) menyerang sejumlah guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025). Selain membunuh para guru, kelompok separatis tersebut juga membakar sekolah tempat para korban mengajar.

Insiden mengerikan itu memicu perhatian berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat umum. Banyak orang kemudian mendesak pemerintah untuk membuat langkah konkret dalam melindungi tenaga pendidik dan kesehatan di daerah rawan konflik untuk menghindari kejadian serupa terulang.

Fakta Penembakan Guru di Yahukimo oleh OPM

1. Kronologi Kejadian

Pada Jumat, 21 Maret 2025, kelompok bersenjata yang menjadi bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan serangan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Parahnya, serangan tersebut menelan korban jiwa.

Melalui keterangan resminya, Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, mengungkap bahwa insiden bermula saat sekelompok guru sedang berkumpul di rumah dinas guru. Tiba-tiba, KKB menyerbu masuk dan melakukan kekerasan brutal terhadap para guru serta tenaga medis yang ada di lokasi sebelum membakar bangunan tersebut.

Para korban yang berhasil melarikan diri kemudian bersembunyi di salah satu rumah dinas tenaga kesehatan yang berada di sekitar lokasi. Namun, keesokan harinya kelompok KKB kembali datang.

Di sana, mereka menemukan Rosalina Rerek Sogen yang saat itu tengah memberikan bantuan kepada korban luka lainnya. Tanpa belas kasihan, Rosalina menjadi sasaran penganiayaan keji hingga tewas.

2. OPM juga Membakar Sekolah

Selain membunuh guru dan melukai korban lainnya termasuk tenaga kesehatan, OPM juga membakar sekolah tempat para korban mengajar. Insiden ini kemudian menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat setempat, terutama tenaga pendidik dan siswa.

Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letkol Inf Gustiawan, mengatakan korban jiwa dipastikan sudah dievakuasi. Jalannya evakuasi sendiri dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk yang masih sangat rawan.

3. Motif Serangan

Serangan OPM baru-baru dini diduga dipicu oleh penolakan permintaan uang oleh para korban. Kelompok bersenjata tersebut melakukan tindakan kekerasan setelah permintaan mereka tidak dipenuhi.

Hal tersebut diungkap Kapuspen TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi. Ia menyebut serangan OPM di Yahukimo, Papua Pegunungan tempo hari diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak yang sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar.

Namun, permintaan tersebut tidak dipenuhi. Alhasil, kelompok separatis itu melakukan aksi kekerasan, membakar gedung sekolah dan rumah guru, serta menimbulkan ketakutan di masyarakat.

4. Pelaku dalam Pengejaran

Tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, Polda Papua, serta TNI dari Kogabwilhan III langsung bergerak untuk melakukan evakuasi korban pada Minggu (23/3/2025). Selain itu, mereka juga terus melakukan pengejaran terhadap kelompok KKB yang bertanggung jawab atas aksi biadab ini.

Sementara itu, situasi di Distrik Anggruk perlahan mulai kondusif, namun aparat tetap meningkatkan pengamanan untuk mencegah insiden serupa terulang kembali.

5. Respons TNI

Kapuspen TNI Kristomei Sianturi menegaskan komitmen TNI untuk selalu melindungi masyarakat. Hal ini terutama tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.

Sebagai respons cepat, TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura. Selain itu, TNI meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku serangan ini.

Lebih jauh, Kristomei menambahkan bahwa keberadaan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Papua sangat penting bagi kemajuan dan masa depan masyarakat setempat. Maka, TNI akan terus mendukung perlindungan mereka serta memastikan keamanan di wilayah yang berpotensi mengalami gangguan keamanan.

"TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi biadab dan pengecut yang mengancam keselamatan warga sipil dan stabilitas keamanan di Papua," tegasnya.

Itulah sejumlah fakta mengenai peristiwa penembakan guru di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan oleh OPM.

Topik Menarik