506 Tewas sejak Israel Mulai Lagi Genosida Gaza, Rumah Sakit Indonesia Kewalahan
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 506 orang, dan 909 orang lainnya terluka, sejak Israel memulai kembali perang genosida di Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, korban tewas terbaru adalah 95 orang pada Kamis (20/3/2025).
Koresponden Al Jazeera melaporkan pasukan Israel melakukan serangan udara dan mengebom rumah-rumah di Abasan, sebelah timur Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Dua rumah di Al-Fakhari dan satu gudang yang mendistribusikan bantuan makanan di Ma'an, sebelah timur Khan Yunis, juga menjadi sasaran, bersama dengan satu rumah di lingkungan Al-Salam.
Beberapa warga Palestina terluka dalam pemboman Israel di daerah Musbah, sebelah utara Rafah.
Tim pertahanan sipil menghadapi tantangan besar dalam menemukan orang-orang yang hilang akibat bangunan yang runtuh, sehingga membutuhkan alat berat untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan.
Setelah serangan udara Israel di Beit Lahia dini hari ini, lebih dari 50 jenazah diangkut ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, dengan puluhan orang lainnya terluka.
Petugas medis di Rumah Sakit Indonesia berjuang keras untuk merawat yang terluka karena kekurangan pasokan medis yang parah.
Di Abasan al-Kabira, petugas pertahanan sipil berhasil menyelamatkan seorang bayi perempuan, Ayla Abu Daqqa, dari reruntuhan rumah keluarganya, yang hancur dalam pemboman yang menewaskan orang tuanya dan anggota keluarga lainnya.
Khalil al-Daqran, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengonfirmasi sejak Selasa, 506 orang telah tewas dan lebih dari 900 orang terluka dalam pemboman Israel yang sedang berlangsung.
70 dari yang terluka adalah wanita dan anak-anak, banyak di antaranya mengalami luka serius. Banyak yang terluka meninggal karena kurangnya sumber daya medis dan blokade di Gaza.
Tentara Israel mengumumkan peluncuran operasi darat di sepanjang poros pantai dari Beit Lahia di Gaza utara, menyerang infrastruktur perlawanan dan lokasi peluncuran rudal Hamas.
Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengumumkan evakuasi penduduk Gaza dari zona pertempuran akan segera dimulai, menyerukan apa yang dia gambarkan sebagai "emigrasi sukarela."
Genosida Gaza
Kekerasan Israel yang kembali terjadi pada 18 Maret telah melanggar gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari.Aksi militer terbaru telah menewaskan ratusan warga Palestina dan melukai lebih banyak lagi, terutama warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Sementara pelanggaran tersebut telah dikutuk banyak negara dan kelompok hak asasi manusia, AS terus mendukung Israel, dengan menegaskan kampanye militer tersebut dilakukan dengan pengetahuan sebelumnya dan persetujuan dari Washington.
Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 48.500 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan Gaza dalam reruntuhan.
Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di daerah kantong tersebut.