NU Gallery Gelar IPE 2025, Diplomasi Budaya Indonesia-Rusia Kian Erat
Pameran seni rupa Indonesia Painting Exhibition (IPE) 2025 yang diselenggarakan oleh Nusantara Utama Gallery (NU Gallery) mendapat apresiasi tinggi dari kalangan diplomatik. Wakil Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Veronika Novoseltseva hadir dan meninjau langsung karya-karya seniman Indonesia dalam pameran bertema “Simfoni Harapan: Seni untuk Kebangkitan”, yang digelar di Antara Heritage Center, Jakarta, pada 12–18 Maret 2025.
Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya terbaik dari pelukis nasional, tetapi juga membawa semangat sosial untuk membangkitkan harapan dan solidaritas melalui seni. Founder NU Gallery Muchamad Nabil Haroen yang juga dikenal sebagai Gus Nabil, menegaskan bahwa IPE 2025 merupakan bagian dari gerakan budaya.
“Kami ingin memastikan bahwa IPE 2025 bukan hanya menjadi pameran biasa, tetapi juga sebuah pergerakan seni yang lebih luas. Seni harus bisa menyentuh dan menggerakkan, bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk memberi dampak sosial yang nyata,” ungkap Gus Nabil.
Kehadiran Veronika dan Apresiasi Diplomatik
Kehadiran Wakil Dubes Rusia dalam pameran ini bukan tanpa makna. Veronika menghadiri pembukaan IPE 2025 di Hotel Borobudur pada 28 Februari 2025 atas undangan pribadi dari Gus Nabil, dan kembali meninjau pameran pada 16 Maret 2025 di Antara Heritage Center.Dalam pernyataannya, Veronika mengaku merupakan kehormatan besar untuk dirinya menghadiri pameran lukisan Indonesia atas undangan pribadi dari Muchamad Nabil Haroen. “Saya mengenal Beliau dari dulu sebagai tokoh NU yang sangat patriotis dan berbakat majemuk. Menurut saya, sumbangsih Beliau sebagai pendiri NU Gallery sangat luar biasa demi menjaga dan melestarikan seni dan budaya Indonesia dalam segala keindahan dan keunikan,” kata Veronika.
Veronika juga mengungkapkan kekagumannya terhadap berbagai karya yang dipamerkan, terutama lukisan-lukisan yang mengangkat semangat rakyat Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Ia menyebut beberapa karya favoritnya, seperti “Pasar Ikan” oleh Yudhis, “Optimis” oleh Qomarudin, “Membangun Indonesia” oleh Iwan Widodo, dan “Pitutur Luhur” oleh Harman.
Lukisan bertema kehidupan rakyat dan keindahan alam Bali juga mendapat perhatian khusus darinya.
Seni sebagai Medium Diplomasi Budaya
NU Gallery dan Kedutaan Besar Rusia memiliki visi yang sama dalam menjadikan seni sebagai jembatan diplomasi budaya. Gus Nabil menyampaikan bahwa seni memiliki kekuatan untuk mempertemukan bangsa dan mempererat hubungan antarnegara.“Seni adalah jembatan yang melampaui batas geografis dan diplomatik. Melalui karya seni, dua bangsa besar ini dapat saling memahami dan menginspirasi satu sama lain,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari Kedutaan Besar Rusia, termasuk tawaran untuk menggelar pameran bersama di Gedung Pusat Ilmu dan Kebudayaan Rusia. “Ini adalah langkah strategis dalam memperluas ruang dialog seni lintas negara dan mempererat hubungan kedua bangsa dalam bingkai budaya,” tambahnya.
Sinergi Budaya Indonesia-Rusia Terus Berlanjut
Kehadiran Veronika dalam IPE 2025 menjadi penanda eratnya hubungan budaya Indonesia-Rusia. Upaya diplomasi budaya, seperti pelestarian pencak silat dan kerja sama dalam pameran seni, menunjukkan komitmen Kedutaan Rusia dalam mendukung budaya Indonesia.Kerja sama ini akan berlanjut dalam waktu dekat. Pada 19 Maret 2025, NU Gallery dan Kedutaan Besar Federasi Rusia akan menggelar pameran bersama bertajuk “Rusia–Indonesia dalam Bingkai Seni” di Gedung Pusat Ilmu dan Kebudayaan Rusia, Jalan Lembang Nomor 10, Jakarta Pusat. Pameran ini diharapkan semakin mempererat hubungan budaya antara kedua negara dalam semangat kebersamaan dan saling menghargai.