Produk Impor Menguasai Marketplace, Wamenperin Desak Beri Ruang Made in Indonesia
Penjualan produk-produk dalam negeri harus menjadi prioritas para penyedia lokapasar atau marketplace di Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, ketika berkunjung ke kantor pusat Tokopedia, di Jakarta, pada Rabu (22/1).
Wamenperin mengatakan saat ini penjualan di marketplace masih didominasi oleh produk impor. Fenomena ini disebabkan oleh visibilitas produk dalam negeri di berbagai platfom kerap kali kalah bersaing dari produk impor sejenis dengan harga yang lebih murah.
Karena itu, Wamen Faisol mendorong seluruh marketplace untuk meningkatkan kampanye produk-produk dalam negeri, sehingga memberikan peluang bagi konsumen untuk melirik produk lokal hasil produksi industri kecil menengah (IKM) dibandingkan produk impor.
"Produk lokal kita kualitasnya tidak kalah dari produk-produk impor. Karena itu marketplace perlu membantu tim untuk memeriksa setiap produk yang dijual oleh tenant," kata Wamenperin.
"Produk fashion dan sepatu kita misalnya, banyak yang punya kualitas yang lebih baik. Mereka ini yang harus diberi ruang, agar perlahan mindset masyarakat bahwa produk impor pasti lebih baik itu bisa terkikis dengan sendirinya," dia menambahkan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan marketplace untuk mendongkrak penjualan produk-produk dalam negeri ialah dengan menyertakan identitas khusus ‘Made in Indonesia’ di setiap produk lokal, sehingga mudah dikenali oleh pengguna.
Selain itu, marketplace yang selama ini menjadi pemain utama dalam perdagangan digital, didorong terus aktif memberikan pendampingan strategi pemasaran dan branding kepada IKM, agar mampu menghasilkan produk berkualitas dan mampu diterima oleh masyarakat.
Begitu juga dengan event Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sebagai bentuk ikhtiar pemerintah untuk mendorong masyarakat berbelanja daring melalui marketplace secara masif, menurut Wamen Faisol, harus tetap dipastikan untuk mengutamakan produk dalam negeri.
"Marketplace perlu mendampingi produsen produk dalam negeri supaya lebih berkualitas dan harganya lebih kompetitif. Marketplace juga harus membantu pemerintah menjadi garda depan untuk produk industri dalam negeri secara digital," ujar Wamen Faisol.
Wamenperin optimistis, marketplace punya peran strategis untuk menjadi katalisator dalam memperluas jangkauan produk-produk dalam negeri kepada konsumen domestik bahkan dunia.
“Untuk itu, Kemenperin dan marketplace bisa meningkatkan sinergi melalui MoU, untuk mengutamakan dan memberikan identitas terhadap kehadiran produk dalam negeri di platform-platform tersebut,” ujar dia.
Wamen Faisol menambahkan, perdagangan daring melalui marketplace di Indonesia cukup potensial. Laporan e-CONOMY SEA 2024 menyebutkan, tahun lalu Indonesia mencatatkan Gross Merchandise Value (GMV) total USD90 miliar atau Rp1.420 triliun dari transaksi jual beli digital, dan USD65 miliar di antaranya berasal dari marketplace. Angka ini diperkirakan bertumbuh hingga USD200-360 miliar pada 2030.
"Karena itu, marketplace harus menjadi etalase utama produk-produk unggulan dalam negeri. Ini bukan sekadar nasionalisme, namun juga membangun ekosistem industri kecil menengah yang berkelanjutan dan berdaya saing global," kata Wamenperin.