Kementerian BUMN Pastikan Transformasi Bandara oleh InJourney Airports Berjalan Baik

Kementerian BUMN Pastikan Transformasi Bandara oleh InJourney Airports Berjalan Baik

Terkini | sindonews | Selasa, 21 Januari 2025 - 22:18
share

PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mencanangkan transformasi bandara untuk pelayanan yang jauh lebih baik serta mengoptimalkan peran dalam mendukung perekonomian dan pariwisata.

Program transformasi ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo - Gibran untuk maju menuju Indonesia Emas 2045.

Kementerian BUMN juga memastikan transformasi bandara oleh InJourney Airports terus dijalankan dengan baik. Adapun pada awal Januari 2025, Menteri BUMN Erick Thohir telah melaporkan revitalisasi di Bandara Soekarno-Hatta kepada Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.

Di dalam 100 Hari Kerja Kementerian BUMN, sejumlah pencapaian transformasi bandara sudah terlihat dan dirasakan penumpang pesawat serta pengunjung bandara.

Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan, “InJourney Airports mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN untuk melakukan transformasi supaya bandara-bandara di Indonesia bisa memenuhi harapan besar masyarakat.”

“Kami memahami bahwa harapan besar masyarakat harus bisa direalisasikan secara cepat. Karena itu, InJourney Airports bersama seluruh pihak di ekosistem aviasi langsung menjalankan transformasi untuk mengubah wajah bandara yang hasilnya sudah terlihat. Bandara harus bisa menjadi etalase Indonesia dan menghadirkan impresi pertama yang baik bagi setiap orang yang datang ke Indonesia,” ujar Faik Fahmi.

Proses transformasi bandara dibagi ke dalam tiga pilar, yaitu Premises atau infrastruktur berstandar global sesuai kebutuhan penumpang, lalu proses untuk mewujudkan pengelolaan bandara yang mengandalkan data driven berbasis ekosistem, dan People untuk standar pelayanan staf bandara berkelas dunia. Ketiga pilar itu didukung dengan system atau teknologi pendukung sebagai enabler.

Di Bandara Soekarno-Hatta, transformasi Premises dilakukan melalui beautifikasi yang mengusung konsep nuansa kebudayaan yang dipadukan dengan teknologi.

“Secara visual, sudah banyak perubahan yang ada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Nuansa sudah sangat berbeda, kami menampilkan suasana tropis yang menjadi salah satu identitas Indonesia. Nuansa alam ini untuk memberikan suasana segar di bandara kepada penumpang pesawat setelah mereka terbang sekian jam dengan ruang terbatas di dalam pesawat,” ujar Faik Fahmi.

Beautifikasi Terminal 3 yang sudah terlihat dan dapat dirasakan perubahannya, seperti di area interior, meliputi hadirnya nuansa alam di area check-in keberangkatan, tenant facade, pintu masuk boarding lounge, baggage claim area kedatangan, serta instalasi Giant LED dan vertical garden di area kedatangan.

Sementara itu, beautifikasi di area eksterior terminal meliputi pembenahan taman (arrival outdoor garden), penataan lansekap (redesigning outdoor landscape), dan penataan jalur kendaraan (redesigning median access road).

Sejumlah hal mendasar pun dapat dibenahi, seperti pemastian suhu di Terminal 3 pada titik sekitar 23-24 derajat celcius dibandingkan sebelumnya 25-26 derajat celcius. Pada Februari, ditargetkan suhu menyentuh 21-22 derajat celcius.

Terminal 3 saat ini juga diperkuat teknologi terkini ATRS (Automatic Tray Return System) untuk mendukung pemeriksaan keamanan 500 penumpang per jam, dibanding sebelumnya 200 orang per jam.

“Beautifikasi yang didukung optimalisasi suhu ruangan membuat penumpang dan pengujung merasa nyaman. Antrean di security check point (SCP) untuk menuju boarding lounge di Terminal 3 kini juga lebih singkat. Penumpang pesawat dapat lebih cepat menuju ruang tunggu untuk naik ke pesawat,” kata Faik Fahmi.

Transformasi juga dijalankan di Terminal 2, di mana dalam waktu dekat akan diresmikan Terminal 2F yang dikhususkan bagi jemaah umrah dan haji.

“Kami siapkan fasilitas lengkap bagi jemaah umrah dan haji di Terminal 2F, seperti Masjid di dalam area terminal seluas 3.000 meter persegi dan lounge yang juga seluas 3.000 meter persegi. Kami berharap fasilitas ini dapat menambah kekhusyukan perjalanan ibadah para jemaah,” ujar Faik Fahmi.

Tidak hanya di Bandara Soekarno-Hatta, transformasi juga berjalan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk mengoptimalkan kapasitas bandara sehingga dapat menampung 32 juta penumpang/tahun dari semula 24 juta penumpang/tahun.

“Penambahan kapasitas ini untuk mengakomodir semakin meningkatnya wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke Bali setiap tahunnya, memastikan Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat selalu memenuhi permintaan yang ada,” ujar Faik Fahmi.

Optimalisasi dilakukan melalui perluasan dan penambahan akses di area landside dengan mendesain ulang akses jalur kendaraan, lalu perluasan akses keluar-masuk bandara, pembuatan shelter area penjemputan penumpang, penataan landscape dan pembuatan taman air, serta pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO).

Transformasi juga meliputi perluasan dan penataan ulang area terminal. Salah satu upaya adalah dengan memperluas area pemeriksaan penumpang dan menambah 10 unit baggage drop di area keberangkatan.

“Program optimalisasi ini mengedepankan beautifikasi dengan menambahkan nuansa hijau dan corak arsitek lokal Bali. Ini tidak sekedar mengubah wajah Bandara I Gusti Ngurah Rai, namun juga menghadirkan manajemen lalu lintas kendaraan yang lebih baik di bandara,” kata Faik Fahmi.

Selain menghadirkan suasana yang lebih nyaman di bandara, InJourney Airports juga melengkapi perubahan dengan menghadirkan seragam baru bagi staf bandara.

Kini, seragam personel aviation security berwarna merah marun yang dipadukan dengan warna coklat dan warna merah burgundy yang dipadukan dengan hitam, untuk meningkatkan looks dan feel para personel Avsec menjadi lebih friendly dan nyaman sebagai petugas garis depan pelayanan dan keamanan pengguna jasa.

Pemerataan EkonomiDi dalam 100 Hari Kerja Kementerian BUMN, InJourney Airports juga telah meningkatkan peran bandara sebagai pendorong pertumbuhan (agent of development) dan menciptakan nilai lebih (value creator) untuk mendukung pemerataan ekonomi dan pariwisata.

Ini dilakukan InJourney Airports dengan menjalankan konsep regionalisasi dalam pengelolaan bandara. Saat ini ditetapkan ada 6 regional, yaitu Jakarta, Medan, Yogyakarta, Balikpapan, Ujung Pandang, dan Denpasar.

Masing-masing regional terdapat satu bandara dengan kapasitas lebih besar dibandingkan dengan bandara lainnya, misalnya di Regional 1 Jakarta ada Bandara Soekarno-Hatta dan 3 bandara lain, lalu Regional II Denpasar ada Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 3 bandara lain.

“Konsep regionalisasi ini untuk membangun konektivitas dan integrasi di 37 bandara sehingga bisa mendukung konsep hub and spoke, di mana bandara spoke yang berada di kota-kota lebih kecil akan menjadi lebih hidup untuk mendukung bandara hub yang berada di kota besar. Ini sebagai upaya kami meningkatkan peran bandara sebagai pendorong pertumbuhan (agent of development) dan menghadirkan nilai lebih (value creator) guna pemerataan ekonomi,” jelas Faik Fahmi.

Faik Fahmi menuturkan, program transformasi bandara masih terus berjalan dengan menampilkan lebih banyak lagi perubahan, inovasi dan fasilitas modern di 37 bandara yang dikelola InJourney Airports.

Topik Menarik