Kisah Kehebatan Pasukan Pattiimura Membuat Tentara Belanda Kocar-kacir di Maluku Tengah
PERTEMPURAN sengit antara pasukan Pahlawan Nasional Thomas Matulessy atau Pattimura melawan gabungan tentara Belanda dan Inggris terjadi di Maluku Tengah. Awalnya, pasukan Pattimura sempat membuat tentara Belanda kocar-kacir.
Hingga beberapa kali mengirimkan bantuan pasukan gabungan, termasuk dari armada perang Inggris.
Salah satunya pertempuran melawan pasukan Haruku di bawah komando Pattimura itu benar-benar membuat Gubernur Middelkoop frustasi. Pada pertengahan Juni Middelkoop akhirnya mengirim pasukan dan armada kapal perang Inggris.
Tambahan pasukan dan armada itu langsung menyerbu Desa Kabau dan Rohomony, yang dilaporkan menjadi pusat konsentrasi pasukan rakyat Maluku Tengah.
Tapi di sisi lain, Pattimura sudah mengantisipasi dengan melapisi kekuatan desa-desa yang ditarget Belanda.
Warga kedua desa itu disebut dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia" sudah mengungsi mundur dahulu ke hutan belantara mengamankan diri.
Alhasil kedua desa itu lantas dibumihanguskan oleh gabungan pasukan Belanda Inggris.
Patroli-patroli laut yang dilakukan oleh kapal-kapal perang Inggris dan Maria Rijgersbergen, sekitar Pulau Haruku memaksa para pemuda untuk menghentikan serbuan-serbuan.
Hal itu lantaran desa-desa seluruhnya terletak di tepi pantai dan dengan mudah pula dihancurkan oleh meriam-meriam kapal perang.
Keadaan di Pulau Ambon, khususnya Jazirah Hitu, justru lebih bergolak sejak pertengahan Juli. Memang sudah sejak terdengar berita mengenai jatuhnya Duurstede di Saparua, pihak Belanda sudah mulai menyusun pertahanan di Pulau Ambon.
Selain itu, mereka juga menerima berita-berita bahwa di beberapa tempat telah terlihat konsentrasi-konsentrasi pasukan. Pasukan-pasukan Hitu memang sudah mulai dikerahkan sejak pertengahan bulan Juni. Pattimura pun mengangkat Ulupaha sebagai panglima di Hitu, kapitan dari Negeri Seit.
Instruksi-instruksi Kapitan Pattimura mengenai perkembangan peperangan di Hitu juga diterima oleh Kapitan Ulupaha melalui kurir-kurir dari Haria. Sebaliknya, Ulupaha mengadakan hubungan melalui kurir-kurirnya ke Haria.
Sejak awal bulan Juni Kapitan Pattimura sudah menerima kabar dari Hitu, bahwa pasukan-pasukan Hitu sudah siap untuk mengadakan penyerbuan ke arah benteng Zeelandia di Hila.
Menurut kurir itu yang ditunggu hanya bantuan pasukan dari Tanah Besar atau Seram. Ternyata kemudian Kapitan Pattimura menginstruksikan Kapitan Ulupaha untuk menyeberang ke Seram, dan bertemu dengan penguasa-penguasa di Piru dan Tanunu untuk mendapatkan bantuan pasukan.
Pasukan-pasukan di Hitu sendiri dikumpulkan dari pelbagai desa yang menyetujui gerakan ini. Desa-desa tersebut kemudian menyediakan sejumlah pemuda yang bergabung dengan Ulupaha, untuk melakukan penyerbuan ke Benteng Amsterdam.