Trump Ingin Akhiri Konflik Ukraina dengan Putin
Presiden terpilih AS Donald Trump telah menyatakan tekadnya untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
Ia menyatakan bahwa ia sedang menunggu pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga telah menunjukkan minat untuk bertemu "sesegera mungkin," menurut Trump.
Berbicara di konvensi AmericaFest Turning Point, Trump menjanjikan tindakan eksekutif yang tegas mulai hari pertamanya kembali ke Ruang Oval, dengan memprioritaskan masalah domestik dan tantangan keamanan global.
"Presiden Putin mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan saya sesegera mungkin. Jadi kita harus menunggu ini, tetapi kita harus mengakhiri perang itu," kata Trump kepada para hadirin.
Presiden terpilih menggambarkan konflik yang sedang berlangsung sebagai bencana kemanusiaan yang "mengerikan" dan belum pernah terjadi sebelumnya, seraya menambahkan bahwa konflik tersebut telah mengakibatkan kematian "jutaan tentara."
Moskow memperkirakan bahwa tentara Ukraina kehilangan lebih dari setengah juta prajurit pada tahun 2024 saja, sehingga total kerugian menjadi lebih dari satu juta sejak eskalasi konflik pada tahun 2022, menurut Menteri Pertahanan Rusia Andrey Belousov. Kiev mengklaim bahwa kerugian Rusia melebihi 750.000, dengan kedua belah pihak saling menuduh menyembunyikan jumlah korban yang sebenarnya.
Trump sekali lagi mengklaim bahwa konflik di Ukraina, serta serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, dapat dicegah selama masa jabatannya. "Perang itu tidak akan pernah terjadi jika saya menjadi presiden," katanya, seraya menambahkan bahwa lanskap keamanan global juga akan sangat berbeda.
Trump telah berulang kali menegaskan bahwa ia dapat menyelesaikan konflik di Ukraina dalam waktu "24 jam" setelah menjabat dengan menerapkan strategi yang disebutnya "perdamaian melalui kekuatan." Namun, ia belum memberikan perincian spesifik tentang bagaimana ia akan mencapainya.
Putin sebelumnya menyatakan bahwa komentar Trump tentang mengakhiri konflik "pantas mendapat perhatian" dan telah menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan presiden terpilih.
"Jika ada kesempatan untuk bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump, saya yakin akan ada banyak hal untuk dibahas," kata Putin pada hari Kamis, seraya mencatat bahwa ia tidak tahu kapan pertemuan tersebut dapat terjadi.
"Saya tidak berbicara dengannya selama lebih dari empat tahun. Tentu saja, saya siap untuk berbicara kapan saja; saya akan siap untuk bertemu dengannya jika ia menginginkannya."
Dalam konferensi pers akhir tahun pada hari Kamis, Putin menegaskan kembali bahwa Moskow terbuka untuk bernegosiasi dengan Kiev tanpa prasyarat apa pun, kecuali yang telah disetujui sebelumnya di Istanbul pada tahun 2022. Perjanjian ini mencakup status netral dan non-blok bagi Ukraina dan pembatasan tertentu terhadap pengerahan persenjataan asing. Ia juga menekankan bahwa setiap negosiasi harus mempertimbangkan situasi di lapangan.