Barat Sudah Gelontorkan Uang Lebih dari Rp4.853 Triliun ke Ukraina
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) telah memberikan lebih dari USD300 miliar (Rp4.853 triliun) dalam bentuk bantuan keuangan dan bantuan militer ke Kiev sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Pernyataan itu diungkap Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban. “Jumlah uang yang sangat besar tersebut dapat menghasilkan keajaiban jika digunakan untuk meningkatkan kehidupan orang-orang di dalam UE,” papar dia dalam wawancara dengan radio Kossuth pada hari Jumat (20/12/2024).
Orban menyoroti situasi militer yang terus berkembang, dengan mencatat “keseimbangan kekuatan di garis depan bergeser dari hari ke hari” yang menguntungkan Rusia.
Dia juga menunjuk pada perubahan politik yang diharapkan terjadi di AS ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih bulan depan.
Perkembangan tersebut menuntut para pemimpin di ibu kota UE untuk merangkul pendekatan yang lebih pragmatis guna memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi di dalam blok tersebut, menurut Orban.
Viral, Istri Pergoki Suami Selingkuh saat Jalan-jalan dengan Ibunya yang Akhirnya Meninggal
Namun, perdana menteri berpendapat Brussels masih belum memahami realitas global, dengan menunjuk pada keputusan Parlemen Eropa baru-baru ini untuk terus mengirimkan dana besar ke Kiev.
Langkah itu dia gambarkan sebagai contoh jelas dari prioritas yang salah.
“Selama negosiasi dengan Amerika, saya menerima angka bahwa Eropa dan Amerika bersama-sama telah menghabiskan 310 miliar euro sejauh ini. Itu angka yang sangat besar!” tegas perdana menteri Hongaria.
Dia berpendapat ratusan miliar euro yang telah dihabiskan untuk mendanai konflik tersebut dapat digunakan untuk memperkuat infrastruktur Eropa, mengembangkan negara-negara di Balkan Barat ke tingkat UE, atau meningkatkan kemampuan militer.
Jumlah uang yang “sangat besar” ini dapat diberikan kepada orang Eropa untuk membuat kehidupan masyarakat jauh lebih baik, simpul pemimpin Hongaria tersebut.
Rusia telah berulang kali memperingatkan tidak ada jumlah bantuan Barat yang akan menghentikan pasukannya untuk mencapai tujuan operasi militer atau mengubah hasil akhir konflik.
Dengan mendukung Kiev, mereka hanya memperpanjang konflik, menurut Moskow.
Awal bulan ini, Orban mengusulkan gencatan senjata Natal antara Ukraina dan Rusia, yang digambarkannya sebagai upaya terakhir memediasi penyelesaian diplomatik konflik tersebut.
Dia menyampaikan gagasan tersebut kepada Kiev dan Moskow, serta kepada Trump, yang dia temui secara pribadi di kediamannya di Florida.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, “Moskow sepenuhnya mendukung upaya Orban yang bertujuan menemukan penyelesaian damai dan menyelesaikan masalah kemanusiaan terkait pertukaran tahanan."
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak tawaran Budapest.