Rusia Segera Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik, Jadi Andalan Selain Bom Nuklir
Presiden Vladimir Putin mengumumkan Rusia segera memproduksi massal rudal hipersonik Oreshnik. Misil baru yang menakutkan ini telah menjadi senjata andalan pemimpin Kremlin selain bom nuklir.
"Dalam waktu dekat, produksi serial sistem semacam ini harus dipastikan untuk melindungi keamanan Rusia dan sekutu kita," kata Putin dalam pidatonya di rapat dewan terakhir Kementerian Pertahanan Rusia tahun ini pada Senin, yang disiarkan ke publik, sebagaimana dikutip dari Politico, Selasa (17/12/2024).
Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik Oreshnik untuk menyerang pabrik rudal Ukraina di kota Dnipro akhir bulan lalu. Itu sebagai respons atas penggunaan rudal jarak jauh yang disediakan oleh Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris oleh Kyiv untuk menyerang target di wilayah Rusia.
Ukraina saat itu mengira senjata tersebut sebagai rudal balistikantarbenua (ICBM).
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan minggu lalu bahwa dia telah meminta Putin untuk memberinya rudal baru tersebut. Rusia pun merespons dengan setuju memasok misil Oreshnik "secara gratis”.
Putin sebelumnya mengatakan rudal baru itu terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara mana pun.
Dia juga mengatakan misil Oreshnik telah mengurangi kebutuhan akan senjata nuklir sebagai upaya untuk mengecilkan potensi eskalasi nuklir dalam perang melawan Ukraina yang didukung Barat.
Namun, selama pertemuan dengan para pejabat pertahanan tersebut, Putin juga mencatat bahwa Rusia perlu mempertahankan pengembangan kekuatan nuklir strategis, dan menjaga kekuatan nuklir non-strategis dalam kesiapan tempur.
Dalam forum tersebut, Putin menilai Amerika Serikat (AS) telah mendorong Rusia untuk melewati apa yang dia sebut sebagai “garis merah”, sebuah pembatasan dalam penggunaan senjata militer berbahaya tertentu.
“AS berusaha untuk melemahkan negara kita dan menimbulkan kekalahan strategis pada Moskow dengan terus memompa rezim penguasa yang tidak sah secara de facto di Kyiv dengan senjata dan uang, mengirim tentara bayaran dan penasihat militer, dengan demikian mendorong eskalasi konflik lebih lanjut,” papar Putin.
Serangan Israel Tewaskan 10 Warga Palestina di Sekolah Gaza, Masih Ada yang Terjebak di Reruntuhan
“Washington menanamkan rasa takut pada orang Amerika dengan menggunakan taktik sederhana," ujarnya.
“Mereka mendorong kita ke garis merah...kita mulai merespons, dan kemudian mereka menakut-nakuti penduduk mereka," imbuh dia, yang menunjukkan bahwa AS menggunakan pendekatan yang sama selama persaingannya dengan Uni Soviet.