3 Tantangan Pemerintahan Baru Suriah, Salah Satunya Menghindari Gesekan Antarfaksi

3 Tantangan Pemerintahan Baru Suriah, Salah Satunya Menghindari Gesekan Antarfaksi

Global | sindonews | Minggu, 15 Desember 2024 - 19:09
share

Pemerintah baru Suriah nantinya akan menghadapi banyak tantangan.

"Pimpinan baru Suriah kini harus mencapai keseimbangan antara memaksakan kewenangannya tanpa mengasingkan kelompok lain," kata Rob Geist Pinfold, seorang profesor di Universitas Durham, dilansir Al Jazeera.

3 Tantangan Pemerintahan Baru Suriah, Salah Satunya Menghindari Gesekan Antarfaksi

1. Tidak Boleh Mengasingkan Faksi Apapun

“Tantangan terbesarnya [Ahmed al-Sharaa] adalah untuk memberantas kewenangannya, untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar berkuasa, tanpa mengasingkan siapa pun dan memperluas kekuasaan HTS [Haiyah Tahrir el-Sham],” kata Pinfold kepada Al Jazeera.

Kelompok oposisi, yang beranggotakan sekitar 20.000 pejuang, kini akan “diperluas secara signifikan” dibandingkan saat mereka dulu memerintah daerah kantong barat laut Idlib.

2. Tidak Boleh Bergesekan dengan Penduduk Damaskus

Selain itu, kelompok tersebut telah membawa siapa pun yang dianggap sebagai orang HTS yang dapat dipercaya ke ibu kota Damaskus, mulai dari administrator politik hingga polisi.

“Namun, hal itu juga akan menimbulkan gesekan antara penduduk setempat dan orang-orang yang baru pindah karena sekarang mereka tiba-tiba menjadi orang yang memberi perintah kepada orang-orang ini,” kata Pinfold.

3. Mengintegrasikan Berbagai Faksi dalam Pemerintahan

Ada pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dengan berbagai kelompok bersenjata yang menghilang selama serangan HTS dan yang mungkin telah membuang seragam mereka, tetapi tidak senjata mereka, kata pakar tersebut.

“Jadi, kami memiliki banyak pria, terutama pria usia tempur yang duduk di rumah di Suriah dengan senjata mereka sambil menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan saya pikir itu adalah tindakan penyeimbangan yang sangat rumit untuk melucuti senjata mereka dan mengintegrasikan mereka ke dalam negara, tetapi pada saat yang sama tidak mengasingkan dan meradikalisasi mereka,” katanya.

Topik Menarik