Tujuh Penari Indonesia Pukau Ribuan Penonton di Festival Tari Gujarat India

Tujuh Penari Indonesia Pukau Ribuan Penonton di Festival Tari Gujarat India

Global | okezone | Minggu, 15 Desember 2024 - 16:33
share

GUJARAT - Tujuh penari Indonesia memukau ribuan penonton pada festival 'AIU International 3rd Youth Festival 2024-2025', yang digelar pada 9-12 Desember 2024 di Kampus Parul University, Vadodara, Gujarat India.

Para penari yang tampil adalah bagian dari Sanggar Tari Cipta Art Production Tangerang yang dipimpin Ilham Muji Riyanto S.Pd. Enam penari, yang terdiri dari Umi Khulsum PhD, Nasywa Elrica Andani Mutmainah, Aziizah Nur Pratiwi, Pratiwi Muji Astuti S. Pd, dan Adelia Azzahra Setiawan, tampil selama tiga hari berturut-turut dalam festival tari itu.

Pada hari pertama, mereka membawakan tarian Pakarena (Sulawesi Selatan) dan Kembang Cipadu.

Ada dua panggung pertunjukan yang disiapkan panitia. Panggung pertama seluas 40 x 20 meter yang megah dengan tata cahaya dan suara yang besar dan mampu menampung 3.000 penonton.

Tarian Pakarena memiliki ciri khas gerakan yang anggun, lembut, dan penuh makna. Para penari biasanya adalah wanita yang mengenakan pakaian tradisional Bugis-Makassar berwarna cerah dengan hiasan kepala dan aksesoris tradisional. Gerakan-gerakan tarian ini melambangkan nilai-nilai kehidupan, seperti kesabaran, kesopanan, dan rasa hormat.

Tarian Kembang Cipadu diciptakan oleh Ilham Muji Riyanto, Karya Tari Kembang Cipadu berakar dari kesenian Cokek yang mencerminkan identitas dan semangat masyarakat Cipadu Jaya yang selalu tekun dalam berkarya. Tarian Kembang Cipadu merupakan hasil perpaduan unsur tradisional seperti gerak tari, musik, dan busana khas Kota Tangerang yang dikemas dengan gaya modern. Dengan demikian, akan menyajikan sesuatu yang berbeda dan juga kaya akan nilai seni dan budaya.

"Festival tari internasional ini menjadi ajang mengenalkan budaya Indonesia dan mereka sangat welcome dengan tim dari Indonesia dan ini terasa dari apresiasi penampilan kami, " kata Ilham, sebagaimana dikutip dalam keterangan pers KJRI Mumbai.

 

Pada hari berikutnya, mereka berganti kostum dan menarikan Jejer Banyuwangi, Enggang Kalimantan dan Medley Nusantara di panggung tertutup dengan kualitas tata cahaya dan tata suara yang lebih baik, penontonya hampir 1000 orang.

Tari Jejer adalah tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini biasanya menjadi pembuka dalam pertunjukan kesenian Gandrung, seni budaya khas daerah tersebut. Tari Jejer menggambarkan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat setelah musim panen, sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada para tamu atau penonton.

Penari asal Polandia, Jacob memuji penampilan penari Indonesia. 'Kostumnya sangat berwarna dan menarik. Aku terkesan dengan teknik tariannya seperti burung, " tuturnya. Polandia membawa hampir 30 orang penari.

Tari Enggang merupakan tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan yang menggambarkan kehidupan burung enggang, hewan yang dianggap suci oleh masyarakat Dayak. Tarian ini mencerminkan filosofi kearifan lokal, yaitu keselarasan antara manusia dan alam.

Sementara Tari Medley Nusantara merupakan sebuah persembahan seni tari yang memadukan keindahan ragam budaya Indonesia dalam satu harmoni. Tarian ini menggabungkan empat tarian tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara, yaitu Tari Betawi, Tari Enggang, Tari Jejer, dan Tari Tor Tor, menciptakan perjalanan visual yang sarat makna dan estetika.

Presiden Parul University Dr. Devanshu Patel menggambarkan Festival Tari ketiga ini yang mewujudkan etos luhur yang didasarkan pada esensi kolaborasi dan pemahaman lintas budaya yang mempertemukan 700+ seniman dari 36+ negara dan universitas di seluruh India dan dunia.

 

"Para seniman ini akan bersatu di platform tunggal untuk memamerkan warisan budaya mereka yang kaya melalui pertunjukan yang menakjubkan dengan kemegahan yang tak tertandingi, " ujar Patel.

" Saya senang tampil di festival ini, karena bisa menampilkan tarian kreasi Nusantara. Biasanya saya menari Jawa. Panggungnya juga megah dan digarap maksimal, bagi pertunjukan international, " ujar Umi Khulsum P.hD, dosen STEBI Lampung. Ia sendiri pernah tampil dalam festival tadi Malaysia, Jepang, China.

Kehadiran penari Indonesia ini didukung sepenuhnya oleh Kemendibud (Dana Indonesiana), Disbudpar Kota Tangerang, KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai.

Topik Menarik