Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya

Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya

Global | sindonews | Selasa, 5 November 2024 - 19:40
share

Israel rupanya memiliki keberpihakan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Amerika Serikat yang dilakukan pada November ini. Antara Donald Trump dan Kamala Harris kini sedang bersaing memperebutkan kekuasaan di Negeri Paman Sam.

Lantas apakah Presiden AS yang terpilih nantinya ini bisa mengubah situasi di Timur Tengah? Kemungkinan besar dengan terpilihnya presiden baru ini akan membawa dampak besar terhadap konflik, sebab antara Trump dan Harris memang memiliki pandangan yang berbeda terhadap konflik yang melanda.

Perbedaan pandangan terkait konflik inilah yang membuat Israel memilih untuk condong mendukung salah satu di antara mereka.

Israel Lebih Memilih Donald Trump

Dilansir dari Times of Israel pada 4 November 2024, Warga Israel sangat mendukung Donald Trump dari Partai Republik daripada Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam pemilihan presiden AS mendatang, menurut jajak pendapat yang diterbitkan Senin.

Ketika ditanya siapa yang mereka inginkan sebagai presiden AS berikutnya, 66 memilih Trump, sementara hanya 17 yang mengatakan mendukung Kamala Harris. Sebanyak 17 lainnya mengatakan mereka tidak tahu.

Sementara koalisi konservatif Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyebutkan jika mereka memberi dukungan yang sangat besar terhadap Trump yakni sekitar 93 , dan hanya 1 untuk Harris.

Trump telah mendorong serangkaian langkah pro-Israel selama masa jabatannya di masa lalu, seperti memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan, dan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Iran.

Bukan rahasia lagi bahwa Netanyahu dan anggota pemerintahannya akan merasa lebih nyaman dengan mantan Presiden Donald Trump, yang pernah menjadi sekutu dekatnya, kembali ke Gedung Putih.

Amit Segal, seorang komentator sayap kanan senior yang dianggap dekat dengan Netanyahu, mengatakan di televisi Israel Channel 12 bahwa jika Trump terpilih, Israel mungkin "mengubah batas-batas Jalur Gaza sebagai hukuman atas apa yang terjadi pada 7 Oktober."

Jajak pendapat berita Channel 12 mencatat bahwa Presiden AS Joe Biden sempat disukai oleh publik Israel tahun lalu, ketika ia memberikan dukungan sepenuhnya kepada Israel setelah pembantaian Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu pertempuran yang sedang berlangsung dengan kelompok teroris yang didukung Iran di Gaza dan Lebanon.

Namun, perasaan baik itu tampaknya telah sirna, karena AS telah berupaya menahan Israel selama setahun terakhir.

Pemerintahan Biden mengancam akan memangkas bantuan militer AS ke Israel terus menyerang bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan Harris diperkirakan akan mengambil sikap serupa terhadap Israel.

Terlebih, reputasi Harris mulai memburuk setelah dirinya menganggap Negeri Yahudi telah melakukan genosida ke Gaza, menurut ahli strategi politik Nadav Shtrauchler, yang menjalankan kampanye pemilihan ulang Netanyahu tahun 2019.

Sementara untuk pandangan warga Palestina sendiri akan melihat Pemilu tersebut tidak ada efeknya bagi mereka. Karena siapapun Presiden AS yang berkuasa, mereka semua akan tetap mendukung Israel.

Topik Menarik