Profil dan Biodata KH Imaduddin Utsman al-Bantani

Profil dan Biodata KH Imaduddin Utsman al-Bantani

Terkini | sindonews | Kamis, 24 Oktober 2024 - 19:10
share

Nama KH Imaduddin Utsman al-Bantani, tokoh ulamalulusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten alias UIN Banten, sedang banyak dibahas. Nama ulama kelahiran Tangerang, 15 Agustus 1976 itu ramai dicari warganet.

Pasalnya, sebagai seorang tokoh agama Islam di Indonesia ia terbilang cukup kontroversial di mata sebagian orang. Ia berani menolak nasab ba’alwi atau golongan klan habibyang memiliki klaim keturunan Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah profil dan biodata dari ulama yang sedang ramai dibahas tersebut.

Profil KH Imaduddin Utsman al-Bantani

Lahir dan besar di keluarga yang memang religius membuat kehidupan KH Imaduddin Utsman al-Bantani sudah akrab dengan agama Islam sejak dini. Ia memiliki keahlian beragam dalam bidang ilmu keislaman, sebut saja misalnya Fikih, Ushul Fikih, Tafsir, serta Hadits.

Dengan keahliannya untuk menafsirkan Al-Quran, ia juga memahami ilmu nahwu, shorof, bayan, dan ma’ani dengan baik. Tidak hanya Al-Quran, KH Imaduddin Utsman al-Bantani juga mampu menafsirkan Hadits dan karya ulama terdahulu.

KH Imaduddin Utsman al-Bantani lahir di Cempaka-Kresek, Kabupaten Tangerang, pada 15 Agustus 1976 atau Ahad, 19 Sya’ban 1396 dalam kalender Islam. Ia dibesarkan orang tuanya di lingkungan pesantren desa tempatnya lahir yang didirikan oleh kerabat ibunya sendiri, Kyai Ahsan Cempaka. Tidak hanya itu, dua orang pamannya yakni KH Mahfudz bin Muhammad dan KH Syarif Jauhari Bin Naib pun ikut membimbingnya mempelajari ilmu agama.

Belum lengkap, beliau bahkan turut menimba ilmu dari KH Zainuddin bin Mustofa, KH Mahfudz bin Syatibi, KH Muhammad Syafi'i bin KH Busyro, dan Syekh Astari bin Maulana Ishaq.

Tercatat KH Imaduddin Utsman al-Bantani memulai pendidikannya di Madrasah Diniyah Al Hikmah pada usia 7 tahun. Tingkat pendidikan setara sekolah dasar itu dipimpin oleh KH Rashihun Fil Ilmi. Di sana KH Imaduddin Utsman al-Bantani mempelajari cara membaca Al-Quran, ilmu khat, insya, imla, ilmu nahwu, dan kitab al-Jurumiyah. Namun beliau juga dikatakan pernah menempuh pendidikan dasar di SDN Kresek II.

Selepas lulus dari sekolah dasar, KH Imaduddin Utsman al-Bantani melanjutkan sekolahnya di SMPN Kresek. Dikisahkan bahwa di tengah-tengah pendidikannya, ia juga memulai petualangannya dengan mengunjungi berbagai pondok pesantren di Indonesia pada saat usianya 15 tahun. Ia kemudian masuk ke Madrasah Aliyah Ashhabul Maimanah, Kabupaten Serang.

Sama seperti kebanyakan anak seusianya, KH Imaduddin Utsman al-Bantani pun melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi. Ia terdaftar menjadi salah satu mahasiswa di UIN Banten yang dulunya adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten di ibukota Provinsi Banten, Serang. Hebatnya, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Ilmu Al-Quran Jakarta demi gelar Magister Agama.

Darah aktif di organisasi juga ternyata terkandung pada diri KH Imaduddin Utsman al-Bantani. Sama seperti keluarganya, ia aktif di Nahdlatul Ulama alias NU. Jejaknya dalam NU dimulai pada tahun 2006 di mana ia menjabat sebagai Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang hingga tahun 2011.

Dilanjut pada tahun 2018, ia menjabat Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Banten. Di tahun 2020 ia sempat memegang jabatan sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten.

Saat ini di Kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2022-2027, KH Imaduddin Utsman al-Bantani diberikan amanah untuk menjadi anggota Lembaga Bahtsul Masail. Selain itu ia merupakan salah satu penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama Provinsi Banten dan Rijalul Ansor Kabupaten Tangerang.

Dengan kemampuan mendalamnya mengenai agama Islam, KH Imaduddin Utsman al-Bantani telah memiliki banyak karya kitab-kitab dalam bahasa Indonesia maupun Jawa Banten. Karya tersebut di antaranya ialah Kitab "Al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzam al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami," (Bahasa Arab: Ilmu Tafsir), Kitab "Tuhfat al Nadzirin," (Bahasa Jawa tulisan pegon: Ilmu Mantiq), Buku "Sejarah Pendiri Tangerang; Raden Aria Wangsakara," (Bahasa Indonesia: Sejarah), dan Buku "Dari Banten Ku Sebut Namamu," (Bahasa Indonesia: Novel).

Dari karya-karya yang diterbitkannya, terlihat bahwa beliau merupakan tokoh yang juga mendalami sejarah, khususnya sejarah di Provinsi Banten. Tidak hanya itu, KH Imaduddin Utsman al-Bantani juga memiliki karya dengan nama; "Kitab Al Manahij Al Shafiyyah Fi Syarhi Al Alfiyyah Lil Badi Wa Al Syai fi Al Arabiyyah". Kemungkinannya kitab satu ini syarah kitab Alfiyah pertama yang ditulis ulama Nusantara dalam Bahasa Arab.

Biodata KH Imaduddin Utsman al-Bantani

Nama: KH Imaduddin Utsman al-BantaniTempat, Tanggal Lahir: 15 Agustus 1976 (Kalender Islam: Ahad, 19 Sya’ban 1396)Agama: IslamProfesi: Ahli agama Islam, ulamaKeahlian: Fikih, Ushul Fikih, Tafsir, serta HaditsPendidikan:- Madrasah Diniyah Al Hikmah- SDN Kresek II- SMPN Kresek- Madrasah Aliyah (MA) Ashhabul Maimanah- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten- Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Melalui profil dan biodata KH Imaduddin Utsman al-Bantani semoga dapat diambil inspirasi khususnya bagi umat Muslim di Indonesia.MG/Biandka Michelle Syawaleva

Baca juga:5 Marga Keturunan Ba 'Alawi di Indonesia yang Cukup Populer

Topik Menarik