ISFF 2024 Perpanjang Batas Waktu Pengiriman Karya Film Pendek
Indodax Short Film Festival (ISFF) 2024 mengumumkan batas waktu pengiriman karya berupa film pendek diperpanjang hingga 20 Oktober 2024. Hal ini karena melihat tingginya antusiasme yang ditunjukkan oleh para sineas muda untuk berpartisipasi di tahun keenam ISFF 2024.
Perpanjangan batas waktu tersebut guna memberikan kesempatan lebih luas bagi para kreator film untuk mempersiapkan karya mereka dengan sebaik mungkin. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, mengatakan, ia berharap ISFF 2024 akan dapat mempromosikan film pendek yang inspiratif serta semakin memperluas partisipasi dari berbagai daerah di Indonesia.
"Setiap daerah memiliki kekayaan budaya dan cerita unik yang bisa memperkaya festival ini. Dengan melibatkan lebih banyak sineas dari berbagai daerah, kami harap ISFF 2024 menampilkan cerita yang representatif dan otentik, serta memberikan ruang bagi berbagai perspektif," ujar CEO Indodax Oscar Darmawan, melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (7/10/2024).
Oscar berharap ISFF 2024 akan dapat mempromosikan film pendek yang inspiratif serta semakin memperluas partisipasi dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara, produser film yang didapuk sebagai juri, Mira Lesmana ingin melihat lebih banyak peserta dengan cerita unik dari berbagai daerah Indonesia.
Menurut dia, baik film pendek maupun panjang, dapat memengaruhi perubahan sosial dan lingkungan jika mengangkat isu penting. Karena itu, Mira Lesmana menyarankan pembuat film pendek untuk menonton film berkualitas sebagai inspirasi dan referensi.
"Film pendek yang luar biasa mampu menyampaikan ide secara fokus dalam waktu singkat dan mengikat emosi penonton. Serta menawarkan gagasan yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata dia.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ISFF 2024 yang tahun ini mengusung tema "Trusted Visions, Timeless Stories", akan menggelar kompetisi film pendek dalam berbagai kategori. Di antaranya Best Short Film, Best Director, Best Scenario, dan Best Actor yang akan dinilai oleh para juri berpengalaman.
Juri laiinya, Dedih Nur Fajar Paksi menilai saat ini, sineas muda cepat beradaptasi dengan teknologi. Namun, mereka sering kesulitan dalam teknik bercerita secara utuh dan kreatif sehingga seringkali tidak memiliki struktur yang jelas.
"Pengalaman penulis harus dituangkan dengan akurat dalam karya film. Jika penulis tidak dapat menggambarkan situasi dengan tepat, mereka harus melibatkan pihak ketiga untuk riset. Pembuatan film di luar negeri bisa memakan waktu bertahun-tahun dengan banyak referensi, sehingga pemahaman situasi yang mendalam sangat penting," jelas Dedih.