Dorong Kerja Sama Digital dan Private Funds, Indonesia Gelar Forum Bisnis Strategis di Melbourne

Dorong Kerja Sama Digital dan Private Funds, Indonesia Gelar Forum Bisnis Strategis di Melbourne

Terkini | sindonews | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 12:59
share

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne bekerja sama dengan Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) Sydney dan Festival Indonesia Inc., sebuah komunitas diaspora Indonesia di Victoria, sukses menyelenggarakan Festival Indonesia Business Forum: Indonesia-Australia Economic Powerhouse Business Forum.

Forum yang berlangsung di Melbourne ini dihadiri kurang lebih 100 pemangku kepentingan dari Indonesia dan Australia, mulai dari perwakilan pemerintah, pelaku bisnis, hingga akademisi. Forum bisnis ini mendapat minat yang besar dari para pemangku kepentingan terkait, sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah peserta yang hadir.

Selain itu forum berhasil mengidentifikasi sejumlah peluang investasi bagi perusahaan dana pensiun dan private funds Australia, antara lain di sektor seperti infrastruktur, pendidikan, dan manufaktur. Peluang besar juga terlihat di sektor teknologi digital , baik untuk industri kreatif seperti gim, maupun teknologi digital yang mendukung sektor lain, seperti telematika untuk manajemen armada.

Mengangkat tema "Building an Economic Powerhouse: Leveraging Mutual Strengths in Digital Technology and Private Fund Sectors," forum ini terdiri dari tiga sesi yang membahas berbagai peluang investasi di Indonesia bagi perusahaan dana pensiun dan private funds Australia, potensi bisnis di sektor teknologi industri, serta iklim bisnis dan investasi di Indonesia.

Selain sesi pemaparan dan diskusi, forum bisnis juga memfasilitasi pertemuan bisnis antar peserta yang hadir, seperti peserta dari sektor teknologi digital, hybrid fund, serta makanan dan minuman.

Selama berlangsungnya forum bisnis, para peserta juga antusias mengunjungi B to B Matching Event yang diselenggarakan di tempat yang sama bersamaan dengan forum bisnis. B2B menghadirkan berbagai produk buatan Indonesia siap ekspor, seperti aneka produk makanan kemasan dari Mutigo Indonesia, Padussiana, Star Sorghum, juga aneka ragam aksesori dari sisik ikan oleh Universitas Pattimura yang telah berhasil menjadikan limbah sisik ikan menjadi karya indah yang dapat dipakai sehari-hari.

Forum bisnis ini merupakan bagian dari Festival Indonesia 2024, serangkaian kegiatan yang diselenggarakan bersama oleh KJRI Melbourne dan Festival Indonesia Inc., yang bertujuan untuk mempromosikan investasi, perdagangan, pariwisata, dan budaya Indonesia di Australia. Selain forum bisnis, Festival Indonesia akan menampilkan beberapa acara lainnya, yaitu Indonesian Night pada 4 Oktober, Festival Outdoor Indonesia pada 6 Oktober, dan FI Goes to School dari 7 hingga 11 Oktober.

Dua pembicara kunci membuka forum ini: Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Dr. Siswo Pramono, dan Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Dr. Riyatno, yang memberikan pandangan strategis mengenai kemitraan ekonomi kedua negara.

Duta Besar Dr Siswo Pramono menyampaikan Tema kita hari ini adalah Building an Economic Powerhouse: Leveraging Mutual Strengths in Digital Technology and Private Fund Sectors. Tema ini mencerminkan semangat kolaborasi dan ambisi bersama antara Indonesia dan Australia untuk mencapai tujuan bersama, yaitu pembangunan ekonomi, perdamaian, dan kesejahteraan. Dengan bekerja sama, kita dapat membuka peluang yang sangat besar, mendorong inovasi, dan memastikan bahwa pertumbuhan kita berkelanjutan.

Sementara itu Dr Riyatno menekankan, bahwa Forum ini menjadi platform yang berharga bagi kita untuk berkolaborasi dan mengeksplorasi peluang baru untuk kemitraan. Semoga kesempatan ini dapat menjadi wadah untuk membangun jembatan pemahaman, menjalin hubungan kerja sama yang kuat, dan membuka potensi besar kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Sesi pertama yang dimoderatori oleh Peter McGregor (Ketua Grup Investasi, Keuangan, dan Infrastruktur Australia Indonesia Business Council/AIBC) membahas mengenai peluang investasi di Indonesia bagi private funds dan dan pensiun Australia serta menghadirkan pembicara: Stuart M Rees (Direktur, Southeast Asia Investment Deal Teams, Austrade); Steven Tirtawidjaja (Partner, Helios Capital Asia); dan, Haryo Yudho Sedewo (Direktur IIPC Sydney).

Sementara sesi kedua membahas potensi industri teknologi digital Indonesia, dengan fokus pada sektor kreatif dan peran teknologi digital dalam mendukung berbagai industri lainnya. Dimoderatori oleh Helen Brown (pendiri & Managing Director Bisnis Asia), sesi ini menghadirkan Anggia Meisesari (CEO TransTRACK); Prashil Singh (Direktur Kemitraan RMIT University); Marco Bardelli (Direktur Eksekutif Nongsa Digital Park & Infinite Studios); dan Luat Sihombing (Kementerian Komunikasi dan Informatika RI; hadir secara daring).

Anggia Meisesari manyampaikan bahwa Telematika armada di Indonesia telah membawa perubahan signifikan dalam beberapa sektor industri, antara lain: logistik, transportasi publik, pertambangan, pelabuhan, dan perkebunan. Dengan penerapan telematika armada, industri-industri ini di Indonesia mampu meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan meningkatkan keselamatan kerja serta kualitas layanan.

Peluang industri digital Indonesia juga disampaikan oleh Marco Bardelli, khususnya di Nongsa Digital Park, dimana ekosistem di KEK ini meliputi ekonomi digital, pendidikan, industri kreatif, dan pariwisata.

Forum bisnis ditutup dengan sesi yang membahas iklim bisnis dan peluang investasi di Indonesia, terutama di Provinsi Papua Tengah. Sesi yang dimoderatori oleh Prof Edward Buckingham (Monash Business School) menghadirkan tiga narasumber, yaitu: DR. Ribka Haluk, S.Sos, M.M (Penjabat Gubernur Papua Tengah); Shiraz Engineer (Kepala Asialink Business Academy); dan, Agus Abdul Majid (Staf Teknis Imigrasi Sydney).

Shiraz Engineer menyampaikan pandangan mengenai sejumlah sektor yang potensial bagi investasi Australia di Indonesia, antara lain: pendidikan dan critical mineral. Sementara itu, Agus Abdul Majid menjelaskan program Golden Visa Indonesia, yang antara lain bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.

Direktur Interscale, perusahaan solusi teknologi informasi yang berbasis di Melbourne, Handy Kosasih dan salah satu peserta Forum Bisnis, menyebutkan bahwa "Peserta mengapresiasi topik kali ini yang relevan dengan sektor-sektor yang sedang menjadi prioritas. Acara kali ini juga menarik dan lebih banyak peminat, menciptakan suasana yang lebih interaktif antara para peserta dan nara sumber. Partisipasi aktif selama sesi dan kehadiran yang tetap tinggi hingga acara selesai, mencerminkan antusiasme yang kuat sepanjang kegiatan."

Dalam sambutan penutupnya, Kuncoro Waseso, Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania menyampaikan Forum bisnis ini adalah sarana untuk mencapai tujuan, alat untuk membantu kita mencapai kerja sama yang nyata dan konkret yang menguntungkan kedua negara dan masyarakat kita. Selain itu, salah satu esensi dari pembahasan hari ini adalah dalam bekerja sama, kedua belah pihak harus berkontribusi atau terlibat. Artinya, tidak hanya satu pihak yang bertanggung jawab atas suatu situasi; keduanya memiliki peran dalam mencapai hasil.

Topik Menarik