Bahaya, 3 Senjata Ini Paling Banyak Membunuh Umat Manusia

Bahaya, 3 Senjata Ini Paling Banyak Membunuh Umat Manusia

Teknologi | sindonews | Rabu, 2 Oktober 2024 - 19:00
share

Senjata menjadi penemuan yang mengubah hidup manusia karena bersifat mematikan. Terdapat 3 senjata yang paling banyak membunuh umat manusia sepanjang sejarah.

Beberapa peristiwa perang ataupun konflik antarnegara berimbas pada terbunuhnya ribuan orang, salah satunya pemboman Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada 1945. Sebanyak 200.000 orang tewas.

Melansir The Conversation, Rabu (2/10/2024) ada 3 senjata yang paling banyak membunuh manusia, berikut ulasannya :

1. Senapan AK-47

Ada satu senjata yang telah membunuh lebih banyak orang melebihi bom atom. Bahkan jumlah korbannya hingga jutaan, yaitu senapan serbu Kalshnikov, atau lebih dikenal sebagai AK-47.

Senjata ini awalnya dikembangkan secara rahasia untuk militer Uni Soviet. hingga kini diperkirakan ada 100 juta AK-47 dan variannya telah diproduksi. Senjata ini kini dapat ditemukan di seluruh dunia, termasuk di tangan warga sipil AS pada 2012. Mereka membeli AK-47 sama banyaknya dengan polisi dan militer Rusia.

Pembuat senjata Rusia Mikhail Kalashnikov pada pertengahan abad ke-20 ini seorang mekanik tank di militer Soviet selama Perang Dunia II. Ia memutuskan untuk mengembangkan senjata yang lebih baik dengan Automat Kalshnikova 1947, tahun senjata itu diproduksi pertama kali.

Baca Juga: Mengenal Mikhail Kalashnikov, Perancang Senapan AK-47 Asal Rusia

Pada 1949, AK-47 menjadi senapan serbu Angkatan Darat Soviet. Senjata ini kemudian diadopsi negara lain dalam Pakta Warsawa, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menjadi simbol revolusi di pelosok dunia seperti Vietnam, Afghanistan, Kolombia dan Mozambik - AK-47 bahkan ada di bendera Mozambik.

Senjata yang jumlahnya paling besar di dunia ini banyak digunakan dalam peristiwa kriminalitas dan terorisme. Militer AS juga telah mendistribusikan senjata ini dalam konflik di Afghanistan dan Irak. Masa pakainya hingga 20 hingga 40 tahun, senapan AK mudah dipindahkan dan digunakan kembali.

Harganya bisa mencapai ratusan dolar AS, tapi beberapa AK-47 bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 700 ribu. Produksi besar di seluruh dunia, terutama di negara dengan biaya buruh rendah menekan harga senapan AK.

2. Bom Nuklir

Peristiwa bom atom Hiroshima, Jepang yang dinamai Little Boy awalnya menewaskan 70.000 orang. Puluhan ribu lainnya menderita penyakit radiasi selama bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Ledakan bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima setara dengan sekitar 15 kiloton TNT.

Sementara ICBM Rusia RS-28 Sarmat (dijuluki Satan 2 oleh NATO) dirancang untuk membawa hulu ledak 2.000 kali lebih kuat dari Little Boy. Insinyur Rusia mengklaim bahwa satu rudal Satan 2 dapat melenyapkan area sebesar Texas atau Prancis. Meskipun perjanjian pembatasan senjata secara drastis mengurangi jumlah persenjataan nuklir, diperkirakan masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di Bumi. Lebih dari 90 persen senjata tersebut dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Baca Juga: Spek dan Harga AK 47, Senapan Serbu Populer Buatan Rusia

3. Senjata biologis

Dalam sejarah konflik bersenjata, penyakit sering kali menelan lebih banyak korban jiwa daripada pertempuran. Memasukkan bahan berinfeksi secara sengaja ke medan perang adalah strategi yang sebenarnya tak disukai, karena senjata biologis cenderung tidak dapat diprediksi daripada senjata kimia.

Virus dan bakteri tidak diskriminatif memilih korbannya. Salah satu contohnya peristiwa Kematian Hitam merenggut 25 juta nyawa. Senjata biologis telah dilarang berdasarkan Protokol Jenewa tahun 1925, tetapi Jepang menggunakan senjata biologis di China dan melakukan program eksperimen yang luas yang membunuh lebih dari 3.000 subjek uji manusia.

Konvensi Senjata Biologis dimaksudkan untuk membatasi pengembangan dan penyimpanan agen biologis, tetapi terungkap bahwa Uni Soviet telah terlibat dalam program senjata biologis rahasia besar-besaran sejak hari ia menandatangani perjanjian tersebut pada 1972. Tanpa sistem inspeksi dan penegakan yang invasif, Konvensi Senjata Biologis berfungsi lebih sebagai pernyataan tentang norma global mengenai senjata perang daripada sebagai larangan aktual terhadap agen biologis.

Topik Menarik