Kasus Penutupan Masjid Biru: Majelis Dunia Ahl Al-Bayt Kecam Jerman

Kasus Penutupan Masjid Biru: Majelis Dunia Ahl Al-Bayt Kecam Jerman

Terkini | sindonews | Sabtu, 27 Juli 2024 - 05:34
share

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, menutup Islamic Center Hamburg (IZH), beserta "Masjid Biru"-nya, dengan tuduhan menyebarkan ekstremisme dan menjadi "kedok" bagi pemerintah Iran.

Middle East Eye atau MEE melaporkan pada Rabu pagi 24 Juli 2024, ratusan polisi negara bersenjata menyerbu Masjid Imam-Ali di Hamburg, yang biasa disebut sebagai "Masjid Biru" karena fasadnya yang berwarna biru kehijauan, yang dikelola oleh Islamic Center Hamburg (IZH).

Lima puluh tiga lembaga dan masjid di lima negara bagian berbeda di seluruh Jerman yang diduga memiliki hubungan dengan pusat tersebut juga menjadi sasaran penggerebekan. Selain pusat di Hamburg, pihak berwenang melarang cabang-cabang di seluruh negeri di Frankfurt, Munich, dan Berlin.

Tindakan Jerman ini mengundang protes sejumlah lembaga swadaya masyarakat atau LSM di dunia. Majelis Dunia Ahl Al-Bayt, salah satunya.

Baca juga: 15 Maret, Hari Internasional Memerangi Islamofobia

LSM internasional yang berpusat di Iran ini mengecam keras tindakan Jerman tersebut. Mereka “mengutuk keras tindakan yang bertentangan dengan kebebasan beragama dan hak asasi manusia yang fundamental.”

IZH adalah salah satu pusat keagamaan, ilmiah, dan budaya terpenting di Jerman, yang selama lebih dari 60 tahun telah bertindak “kompeten” dalam bidang pengenalan ajaran agama dan Islam, serta mempromosikan dialog dan hidup berdampingan secara damai sambil menolak ekstremisme, perselisihan, dan kekerasan.

Anehnya, IZH justru dituduh menyebarkan ekstremisme. "Penutupan pusat yang mempromosikan pendekatan damai akan berdampak negatif pada kohesi sosial dan koeksistensi para pengikut agama di Jerman," ujar LSM tersebut sebagaimana dilaporkan Press TV, Jumat 26 Juli 2024.

LSM tersebut mendesak pemerintah Jerman untuk mencegah terulangnya tindakan ilegal tersebut, dan memperingatkan bahwa hal itu akan memicu kekerasan dan Islamofobia di Eropa dan seluruh dunia.

Pihak berwenang Jerman harus mengambil tindakan mendesak untuk mengubah pendekatan mereka saat ini dan melindungi hak-hak umat Islam. Majelis Dunia Ahl Al-Bayt menambahkan bahwa pihaknya mengharapkan otoritas internasional, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia bertindak tegas guna melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia, termasuk di Jerman.

Baca juga: Islamofobia di AS, CAIR: Sungguh Mengerikan..!

Hizbullah

Tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri menuduh IZH "bertindak melawan tatanan konstitusional" dan mendukung gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, yang ditetapkan Jerman sebagai organisasi "teroris" pada tahun 2020.

Hizbullah berperang melawan Lebanon dalam dua perang Israel pada tahun 2000 dan 2006, yang memaksa militer rezim Tel Aviv mundur secara memalukan dalam kedua kasus tersebut.

Gerakan perlawanan telah bersumpah untuk dengan tegas membela Lebanon jika terjadi perang lain yang dipaksakan oleh Israel.

Dalam laporan komprehensif tahun lalu, sebuah komisi independen yang ditugaskan oleh pemerintah Jerman mengatakan umat Muslim di Jerman menghadapi rasisme, kebencian, dan diskriminasi setiap hari.

Kelompok Pakar Independen yang menangani masalah permusuhan terhadap umat Islam selama tiga tahun memberikan laporan tentang rasisme yang dihadapi penduduk Muslim di Jerman, dengan mengatakan bahwa umat Muslim di Jerman tidak hanya menghadapi rasisme tetapi juga menjadi sasaran stereotip harian mulai dari taman kanak-kanak hingga usia lanjut.

Baca juga: Komunitas Muslim Khawatirkan Peningkatan Islamofobia di Jerman

Topik Menarik