Gus Miftah Mundur Sebagai Utusan Presiden, Ini Nama Penggantinya yang Mencuat

Gus Miftah Mundur Sebagai Utusan Presiden, Ini Nama Penggantinya yang Mencuat

Nasional | sidoarjo.inews.id | Minggu, 15 Desember 2024 - 08:00
share

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id –Menyusul mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Nama Eka Gumilar mulai mencuat ke publik. "Kalau beliau (Eka Gumilar, red) ada di pemerintahan, beliau bisa membantu Presiden Prabowo. Itu sangat baik untuk Pak Prabowo,” ujar Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Sabtu (14/12/2024), seperti dikutip iNewsSidoarjo.id Minggu (15/12/2024).

Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, Habib Umar meyakini, Eka Gumilar dapat membantu kerja-kerja pemerintahan. Menurutnya, Eka dikenal memiliki integritas tinggi dan loyalitas yang teruji.

Tak hanya itu, Eka dianggap juga mampu berinteraksi dengan berbagai kalangan dan golongan. "Orangnya mudah beradaptasi dan orangnya juga berakhlak serta memiliki pengetahuan keagamaan yang cukup,” imbuhnya.

Lebih jauh Ia menambahkan, Eka dan Ormas Rekat Indonesia Raya sering mengadakan seminar, dialog, serta simposium dengan melibatkan tokoh-tokoh nasional hingga daerah. Acara yang diprakarsai Eka kerap dihadiri peserta dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. "Mulai dari Aceh sampai Papua yang hadir kalau beliau mengadakan acara. Itu artinya beliau ini mudah bergaul dengan siapa pun. Menurut saya cocok sekali, baik sekali bisa memberikan pengertian luas kepada masyarakat luas. Jadi saya sangat mendukung beliau di pemerintahan Pak Prabowo ini," katanya.

Di samping itu, pengamat politik senior, Muhammad AS Hikam, menegaskan, bahwa keputusan penunjukan pengganti Gus Miftah adalah hak prerogatif Presiden Prabowo. Sehingga, Prabowo memiliki kebebasan dalam menentukan orang yang akan membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Namun, ia menekankan pentingnya proses seleksi yang ketat. Menurut AS Hikam, calon yang ditunjuk harus memiliki kompetensi dan kemampuan yang sesuai dengan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. "Harus diseleksi. Presiden kan mempunyai tim yang sangat kuat, di mana-mana bisa diminta untuk menyelidiki apa punya kualitas apa enggak. Apakah dia punya kualifikasi pengalamannya, pendidikannya, atau senioritasnya dan sebagainya. Jangan karena viral tapi karena kapasitas,” tuturnya.

AS Hikam, yang pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menekankan, kualitas dan kapasitas adalah faktor utama dalam pemilihan pejabat tersebut. "Yang penting itu punya kualitas dan kapasitas untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi,” katanya. iNewsSidoarjo

Topik Menarik