Krakatau Steel Ungkap Rencana Besar untuk Ketahanan Industri Baja Nasional, Begini Strateginya
JAKARTA, iNewsPandeglang.id – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, sebagai pionir industri baja di Indonesia, terus memainkan peran penting dalam pembangunan ketahanan industri baja nasional. Sebagai produsen baja hulu dan antara, Krakatau Steel memiliki dampak yang besar terhadap industri dasar dan turunannya.
Menurut Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar, perusahaan ini terus melakukan sinergi dengan pelaku industri baja nasional dan pemerintah, termasuk Kementerian Perindustrian. Hal ini dilakukan untuk membangun kemandirian dan ketahanan industri baja Indonesia.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar (kanan) bersama Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, memperkuat sinergi untuk ketahanan industri baja nasional. (Foto: Dok. Krakatau Steel)
“Dengan peran yang sangat signifikan terhadap industri nasional, kami terus berkolaborasi untuk membangun ketahanan industri baja dan memperkuat ekosistemnya,” ujar Akbar dalam keterangan resminya pada Minggu (22/12/ 2024).
Salah satu langkah penting yang dilakukan Krakatau Steel adalah kerja sama dengan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pengendalian impor baja, serta peningkatan kualitas produk melalui SNI (Standar Nasional Indonesia). Selain itu, pemerintah juga mendukung industri baja dengan kebijakan seperti Tax Allowance dan Tax Holiday, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam sektor ini.
Akbar menambahkan bahwa industri baja Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait dengan impor baja dari Tiongkok yang mencapai 37 dalam tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, Krakatau Steel terus bekerja sama dengan regulator untuk menjaga kelangsungan industri baja nasional melalui kebijakan perlindungan perdagangan, seperti antidumping dan safeguard.
Selain itu, Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, juga menekankan pentingnya industri baja dalam perekonomian Indonesia. Ia menyebutkan bahwa sektor logam, termasuk baja, berkontribusi 5,9 terhadap PDB sektor non-migas dan memiliki potensi untuk terus berkembang.
“Pemerintah akan terus mendukung industri baja melalui kebijakan yang mendukung pengendalian impor dan peningkatan utilitas baja agar dapat bersaing di pasar global,” tambah Faisol.
Krakatau Steel optimistis dapat memenuhi kebutuhan baja nasional melalui berbagai inisiatif, termasuk transformasi dan pemulihan fasilitas produksinya. Akbar menargetkan permintaan baja nasional pada 2025 akan tumbuh sekitar 5,5 seiring dengan pertumbuhan sektor konstruksi, manufaktur, otomotif, dan program infrastruktur pemerintah yang mencapai Rp400 triliun.
Dengan sejarah panjang sebagai pelopor industri baja di Indonesia, Krakatau Steel berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri baja yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan mampu bersaing di pasar global.
“Tujuan kami adalah untuk kembali ke visi awal perusahaan, yang didirikan oleh Presiden Soekarno, yaitu menjamin suplai baja berkualitas dengan harga terjangkau untuk kebutuhan pembangunan dalam negeri dan internasional,” tutup Akbar.
Krakatau Steel berharap dapat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 melalui penguatan industri baja nasional.