Perjuangan Pemilik PO Aneka Jaya dari Pedagang Sembako Kini Punya 80 Bus

Perjuangan Pemilik PO Aneka Jaya dari Pedagang Sembako Kini Punya 80 Bus

Otomotif | BuddyKu | Senin, 13 Februari 2023 - 07:21
share

JAKARTA, iNews.id - Kisah perjuangan pemilik PO Aneka Jaya dari nol hingga sukses seperti sekarang menarik perhatian. Perusahaan otobus ini menjadi salah satu yang mampu melewati masa sulit, seperti krisis moneter pada 1998, dan pandemi Covid-19.

PO Aneka Jaya yang bermakas di Desa Arjowinangun, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, saat ini dikelola Agus Sumardji sebagai penerus generasi kedua.

Agus mulai duduk di kursi kepemimpinan sejak 1975, setelah diminta ayahnya untuk ikut mengurus operasional bus. Dalam video di kanal YouTube Laksanabus, dia mengatakan saat itu tak boleh melanjutkan sekolah oleh orang tuanya setelah lulus SMA.

Saya lulus SMA tidak boleh meneruskan sekolah, diminta mengurusi bus yang saat itu hanya tersisa dua unit. Setelah diperbaiki dengan pola pikir saya, semampu saya, mulai dari sopir, kernet, dan sebagainya saya ubah semua, kata Agus dikutip dari kanal YouTube Laksanabus.

Sebelumnya, diakui Agus, sang ayah memiliki enam bus berkat uang hasil dari berdagang sembako. Bahkan, sempat memiliki truk sebelum akhirnya memutuskan membeli bus karena melihat peluang yang bagus.

Awalnya itu dari jual meracangan (sembako), jadi jual beras, rokok, dan sebagainya. Ya, sembako disebutnya. Memang ini awalnya dari orang tua punya enam bus, saya dulu masih sekolah SMA, ujarnya.

Pada 1975, kehidupan Agus Sumardji sebenarnya tidak dalam kondisi yang bagus secara finansial, meski memiliki usaha bus dan sembako. Ini yang membuatnya bertekad menjalankan usaha bus peninggalan ayahnya dengan sepenuh hati.

width=560

Seiring berjalannya waktu, Agus pun memberanikan diri membeli bus dengan tujuan menambah armada PO Aneka Jaya. Saat itu, dia hanya berani membeli bus bekas dan dibayar mencicil.

Waktu di Surabaya saya dipercaya sama Pak Murtaji Edi disuruh ngadep ke Hino, di sana ada bus baru dan bus bekas. Saya ngambil bus bekas yang ada moncongnya itu, Alhamdulillah busnya itu sehat semua. Jadi saya bisa maju terus. Saya dikasih tempo 4 bulan bayar lunas. Sampai sekarang saya masih berhubungan baik, ucapnya.

Berkat perjuangannya tersebut, menjadi bekal untuk menghadapi tahun-tahun sulit ketika melewati krisis moneter pada 1998. Bahkan, PO Aneka Jaya masih berdiri hingga saat ini setelah melewati dua tahun yang sulit akibat pandemi Covid-19.

width=560

Tantangan terberat itu 98 ada krisis moneter, tapi itu bisa dilewati. Sekarang yang dua tahun terakhir ini enggak bisa berkutik. Kerugian saya nggak bisa dihitung, mau jajan saja susah. Sekarang kira-kira ada 80 (armada bus), terbagi bus wisatanya 16 dan sisanya bus reguler, termasuk cadangan. Kalau mau jalan semua bisa, tapi nanti nggak bisa beli ban, ujarnya.