Pemilik Bus Double Decker Pertama, PO Putera Mulya Pamit dari Trayek AKAP
JAKARTA, iNews.id Kabar kurang menyenangkan datang dari PT Putera Mulya Sejahtera, salah satu Perusahaan Otobus (PO bus) yang bermarkas di Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah. PO bus Putera Mulya dikabarkan menghentikan operasinya di jalur Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Perjalanan panjang telah dilalui PO Putera Mulya. Didirikan pada 1985 oleh Soegiyono, Putera Mulya mengawali operasi dengan dua unut mikrobus berkapasitas 12 orang. Saat itu, trayek yang diambil Ngadirojo-Jatipuro-Wonogiri-Jatisrono.
Pada 1992, Soegiyono memantapkan diri mendirikan perusahaan otobus dengan merintis angkutan pedesaan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Akhinya pada 2000, PO Putera Mulya membuka trayek AKAP dengan rute pertama Ponorogo-Purwantoro-Wonogiri-Solo-Jakarta (PP).
Bagi warga Jawa Tengah, khususnya Wonogiri, PO Putera Mulya menjadi salah satu andalan transportasi menuju ke kota-kota besar di Pulau Jawa, terutama Jakarta. Tapi, eksistensi mereka menurun.
Pada 2011, pemilik PT Timur Terang Transindo, Glen Adiprana Widodo tertarik bergabung dengan Putera Mulya. Ini juga yang membuat perusahaan mengubah nama menjadi PT Putera Mulya Sejahtera, yang di dalamnya juga ada Kurnia Lesani Adnan.
Kemudian pada awal 2016, PT Putera Mulya Sejahtera sempat vakum beberapa bulan dan membeli enam unit baru Mercedes-Benz O 500 R-1836 dan empat unit Hino R-260 sebagai peremajaan dan pelayanan baru kepada pelanggan.
Pada akhir 2016, PT Putera Mulya Sejahtera membuat gebrakan di dunia transportasi Indonesia dengan membeli dua unit bus Jetbus 2+ Super Double Decker menggunakan sasis Scania KB140i. Bus tersebut memiliki trayek Jakarta-Wonogiri.


Meski bukan sebagai penguasa jalur Wonogiri, PO Putera Mulya berhasil membuat trayek Jakarta-Wonogiri memiliki ragam pilihan bus dengan tampilan kekinian. Tapi, seiring berjalannya waktu, pamor merekamenurun.
Ini diawali dengan mundurnya Kurnia Lesani Adnan dari kursi kepemimpinan pada 2019. Dia ingin fokus pada usaha keluaganya, yakni PO SAN. Lalu, pada 2021, motor utama Putera Mulya Sejahtera, Glen Adiprana Widodo tutup usia.
Hantaman pandemi Covid-19 dan meninggalnya Glen Adiprana membuat manajemen Putera Mulya Sejahtera tidak tertata rapi. Krisis keuangan pun mulai terjadi dan membuat mereka harus menjual armada.
Putera Mulya Sejahtera dan Timur Terang Transindo akhirnya pecah kongsi, yang membuat manajemen semakin terpuruk. Putera Mulya mencoba bangkit dari keterpurukan, dengan membuka jalur Jakarta-Malang yang dikenal memiliki persaingan ketat.
Menyadari itu, mereka menjadi pionir menydiakan pelayanan kursi 1-1-1 atau tipe social distancing. Meski memiliki layanan premium, trayek tersebut dikatakan gagal dan harus ditarik Putera Mulya demi menyelamatkan finansial mereka.
Setelah mundur dari trayek itu, beberapa armada PO Putera Mulya terlihat dijual ke PO lain. PO yang menampung bus mereka adalah Narendra Trans, Haryanto, Agung Sejati, Alvaro Trans, dan lainnya. Keempat unit double decker mereka juga sudah berpindah tangan ke PO lain yang menandakan mereka akan mengakhiri kiprahnya di rute AKAP.