Penjualan Tesla Babak Belur di Eropa dan China, Elon Musk Jadi Salah Satu Penyebab
JAKARTA - Penjualan Tesla pada kuartal pertama mengalami pukulan berat, dengan mencatat penurunan hingga 13 YoY, yang merupakan kinerja terlemah perusahaan milik Elon Musk itu dalam hampir tiga tahun. Tesla melaporkan telah mengirimkan 336.681 kendaraan, penurunan tajam dari 386.810 unit yang terjual pada periode yang sama tahun lalu. Angka yang dilaporkan bahkan lebih rendah dari perkiraan analis yaitu 372.410 kendaraan - angka yang sudah disesuaikan ke bawah.
Dampak Politik Elon Musk
Dilansir EVArena, penurunan penjualan mencerminkan kombinasi berbagai faktor, termasuk lini kendaraan Tesla yang menua dan keterlibatan politik Musk yang kontroversial di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Di seluruh pasar Eropa dan China, penjualan Tesla sangat lemah, meskipun adopsi kendaraan listrik tumbuh secara keseluruhan.
Dukungan Musk yang nyata terhadap partai politik sayap kanan di Jerman dan negara-negara lain, bersama dengan perannya dalam pemotongan biaya federal AS, telah memicu protes dan vandalisme yang meluas yang menargetkan kendaraan dan dealer Tesla. Beberapa pemilik Tesla bahkan telah menukar kendaraan mereka untuk menjauhkan diri dari citra publik Musk.
Ke depannya, target Tesla untuk mencapai pertumbuhan penjualan 20 hingga 30 pada tahun 2025 tampaknya hampir mustahil tercapai. Perusahaan tersebut diharapkan meluncurkan kendaraan yang lebih terjangkau akhir tahun ini, tetapi detailnya masih minim.
Disaat yang sama, perusahaan China BYD berhasil menyalip Tesla untuk menjadi penjual kendaraan listrik global teratas, dengan proyeksi pangsa pasar sebesar 15,7 dibandingkan dengan Tesla yang sebesar 15,3, menurut Counterpoint Research.
Penjualan Tesla di pasar-pasar utama Eropa terus menurun, dengan Prancis dan Swedia mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut.
Masalah Kualitas dan Tarif
Investor berharap bahwa model Tesla Model Y yang diperbarui dan insentif baru akan membantu menangkal melemahnya permintaan dan persaingan dari para pesaing seperti BYD, Volkswagen, dan BMW. Cybertruck, yang diluncurkan pada akhir 2023, juga mengalami kegagalan karena gagal memenuhi ekspektasi awalnya dan para pengadopsi awal menghadapi masalah kualitas, termasuk penarikan kembali hampir semua unit baru-baru ini karena masalah panel.
Di luar semua itu, ada tarif baru untuk kendaraan impor, yang diantisipasi akan menyebabkan kenaikan biaya yang "signifikan" pada berbagai mobil Tesla. Perusahaan tersebut juga memperingatkan potensi tarif pembalasan - prospek untuk seluruh industri otomotif jauh dari cerah tahun ini, tetapi Tesla mungkin menerima pukulan yang lebih besar daripada siapa pun.