Dilanda Kekacauan dan Protes Besar-besaran, Israel Berada di Ambang Perang Saudara

Dilanda Kekacauan dan Protes Besar-besaran, Israel Berada di Ambang Perang Saudara

Terkini | okezone | Minggu, 23 Maret 2025 - 06:09
share

TEL AVIVIsrael tengah dilanda kekacauan dan kemungkinan menuju ke arah perang saudara di tengah perang yang dilancarkan Negara Zionis tersebut di Gaza. Hal ini diperingatkan oleh ahli hukum terkemuka Israel Aharon Barak, yang mengecam pemusatan kekuasaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Di Ambang Perang Saudara

Dalam sebuah wawancara dengan Ynet, Barak mengatakan bahwa Netanyahu telah memecah belah Israel sedemikian rupa sehingga menuju perang saudara. Barak menyebut Netanyahu membuat “keretakan yang parah di antara orang-orang Israel".

"Keretakan ini semakin parah dan pada akhirnya, saya khawatir, akan seperti kereta api yang keluar jalur dan terjun ke jurang, yang menyebabkan perang saudara," kata Barak, yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung selama 1995-2006, sebagaimana dilansir Ynet.

Pernyataan Barak muncul di tengah kemarahan dan protes yang meluas terhadap keputusan Netanyahu untuk memecat kepala Shin Bet Ronen Bar. Netanyahu mengklaim bahwa ia telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Bar dan karenanya harus memecatnya. Para kritikus berpendapat bahwa pemecatan tersebut berakar pada keinginan Netanyahu untuk memusatkan kekuasaan dan menekan penyelidikan terhadap dugaan hubungan korup rekan-rekannya dengan warga Qatar.

Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12, Barak mengatakan bahwa Israel hampir mengalami konflik sipil “karena keretakan di antara rakyat sangat besar, dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyembuhkannya.

 

“Semua orang berusaha memperburuknya. Hari ini ada demonstrasi, lalu sebuah mobil melaju kencang dan menabrak seseorang,” katanya, mengacu pada sebuah insiden pada protes anti-Netanyahu di Yerusalem pada Rabu, (19/3/2025) ketika seorang pengemudi menabrak seorang pengunjuk rasa, melukainya. Namun besok akan ada penembakan, dan lusa akan ada pertumpahan darah,” kata Barak.

Pemerintahan Israel Paling Ekstrem

Netanyahu saat ini memimpin pemerintahan paling ekstrem dalam sejarah Israel. Selama berbulan-bulan, hingga serangan 7 Oktober, Israel diguncang oleh protes nasional yang meluas terhadap usulan perombakan peradilan Netanyahu. Protes tersebut telah memecah belah Israel seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dan negara tersebut begitu terpolarisasi sehingga bahkan personel militer pun ikut serta dalam protes tersebut.

Perpecahan tersebut semakin dalam dengan tindakan Netanyahu berikutnya, di mana ia memprioritaskan perang di Gaza untuk menenangkan sekutu ekstremisnya daripada mengamankan pembebasan semua sandera.

Barak mengatakan bahwa pemecatan Bar oleh Netanyahu tidak sah karena Anda tidak dapat memecat kepala Shin Bet karena hilangnya kepercayaan. Ia mengatakan bahwa tindakan tersebut harus sejalan dengan undang-undang.

 

Jaksa Agung Gali Baharav-Miara juga telah memperingatkan Netanyahu agar tidak memecat Ronen. Dalam sebuah pernyataan, kantornya mengatakan bahwa pemerintah harus mendapatkan rekomendasi dari Komite Penasihat Pengangkatan Senior sebelum mengambil keputusan mengenai pemecatan Bar.

Mengutip resolusi kabinet dari tahun 2016, kantor tersebut mengatakan bahwa komite harus menyetujui pemecatan siapa pun dari tujuh posisi senior pegawai negeri sipil, termasuk kepala Shin Bet, menurut The Times of Israel.

Topik Menarik