Momen Dai Asal Indonesia Bimbing Seorang WNA Dalami dan Masuk Islam di Australia

Momen Dai Asal Indonesia Bimbing Seorang WNA Dalami dan Masuk Islam di Australia

Muslim | okezone | Sabtu, 22 Maret 2025 - 13:12
share

SYDNEY – Kamis (20/03/2025), bertepatan dengan tanggal 20 Ramadan 1446 H, momen penuh keberkahan terjadi di Australia. Seorang ibu berusia 35 tahun asal Nepal yang telah lama tinggal di Negeri Kanguru, akhirnya menemukan kedamaian sejati dalam agama Islam.

Perjalanan wanita berinisial AS yang sebelumnya memeluk agama lain ini, menjadi bukti nyata bahwa pencarian sejati akan kedamaian tak akan pernah sia-sia. Diketahui, AS telah tinggal di Australia selama sembilan tahun. Namun selama ini, ia mengaku merasakan kekosongan dalam hidup yang tak pernah bisa terisi meski telah menjalani hidup nyaman di lingkungan yang modern. AS tak menemukan kedamaian pada agama yang ia anut dan itu membuat hatinya gelisah.

Keadaan AS lalu berubah sejak bertemu dengan Eko, seorang perawat asal Indonesia yang telah tinggal selama lebih dari 20 tahun di Australia. Eko menjadi teman AS di tempat kerja. Dari interaksi sehari-hari dengan Eko, AS pun melihat keteduhan, kedamaian, dan ketenteraman yang terpancar dari ajaran Islam. Hal ini menguatkan keyakinan AS untuk memeluk agama Islam. Meski begitu ia sadar harus menghadapi konsekuensi besar setelahnya, entah itu dari lingkungan atau dari keluarga terdekatnya. 

Eko yang menjadi teman baik AS pun melihat kerinduan yang mendalam akan kedamaian pada diri temannya itu. Eko lantas menyampaikan niat mulia AS untuk memeluk Islam kepada kami, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2025 yang ditugaskan berdakwah ke Australia.

Kami menyambut niat AS dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab. Kami pun segera merencanakan pertemuan untuk mendampingi AS dalam proses syahadat yang akan mengubah hidupnya selamanya. Momen bersejarah itu dijadwalkan terjadi pukul 16.00 hingga 17.00 waktu setempat di Mosman, Australia, yang jauh dari keramaian. Tempat ini dipilih karena suasananya tenang dan khidmat.

Setibanya di lokasi, kami mempersiapkan diri dengan penuh harapan dan kebahagiaan, sambil menyadari bahwa proses syahadat ini bukan sekadar pengucapan kalimat, melainkan gerbang menuju kehidupan yang lebih terang dan penuh berkah.

Pada hari yang penuh makna tersebut, kami, Ustaz Solah, Ustaz Khalim, dan Ustaz Wahid bersama juga dengan Eko, bersiap mendampingi AS menghadapi momen yang akan mengubah hidupnya. Ustaz Solah memulai acara dengan penuh semangat, sementara Ustaz Khalim dengan bijaksana membimbing AS mengucap dua kalimat syahadat.

“Ashadu alla illaha illa Allah wa ashadu anna muhammadar rasulullah. I bear witness that there is no God worthy of worship except Allah, and I bear witness that Muhammad is the messenger of Allah.”

Begitu AS mengucapkannya, kami semua mengucap, “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Allahu Akbar!” dengan penuh rasa syukur. Sebuah pengakuan atas ke-Esa-an Allah dan Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya.

 

Ust Wahid kemudian memberikan tausiah yang penuh hikmah. Menyampaikan pesan-pesan penting tentang kewajiban dalam Islam, seperti salat, zakat, puasa, dan haji, serta pentingnya berbakti kepada orang tua. Ia juga menekankan bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga cara hidup yang membawa kedamaian, kedisiplinan, dan keseimbangan bagi umatnya.

Eko pun tidak ketinggalan menyampaikan doa yang penuh dengan harapan, memohon agar AS diberikan keistikamahan dalam menjalani agama Islam dan semoga perjalanan spiritualnya menjadi awal dari kehidupan yang lebih baik.

Di akhir acara, kami bertanya kepada AS bagaimana perasaannya setelah memeluk Islam. Dengan mata berkaca-kaca dan suara penuh haru, ia berkata, “Perasaan ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya merasakan kedamaian yang selama ini saya cari. Islam memberi ketenangan dalam hati yang tak pernah saya temukan sebelumnya”. AS berkomitmen menjalani kehidupan sebagai seorang muslimah dengan penuh keikhlasan dan keteguhan hati.

Momen sakral ini juga menjadi pengingat bagi seluruh muslim akan pentingnya dakwah yang santun dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan ajaran Islam kepada sesama. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang tengah mencari makna hidup yang sejati, dan menunjukkan bahwa setiap perjalanan menuju Islam adalah langkah pertama menuju kedamaian hakiki.

Topik Menarik