Ada Utang Jatuh Tempo, Ujian Presiden Prabowo Atasi Kebocoran APBN
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto harus mengatasi tantangan berat dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satu ujian utama Prabowo yakni mengatasi kebocoran anggaran serta menyelaraskan belanja fiskal di tengah tekanan utang jatuh tempo yang meningkat tajam pada 2025 hingga 2027.
“Nah sekarang kita lihat di RAPBN 2025 ya, RAPBN 2025 hutang jatuh temponya naik dua kali lipat jadi Rp850 triliun, ini akan berlanjut di 2026 sebesar Rp850 triliun lagi, terakhir di 2027 sebesar Rp850 triliun. Pendekatan anggaran kita cash basis jadi artinya berapa penerimaan berapa belanja sisanya dibayar oleh defisit hutang ya,” ujar Pengamat Ekonomi Yanuar Rizki dalam dialog Rakyat Bersuara yang dipandu Aiman Witjaksono di iNews TV, Selasa (28/1/2025).
1. Lonjakan Utang
Yanuar juga menjelaskan bahwa lonjakan beban utang akibat pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Prabowo. Dalam sistem anggaran berbasis kas, pembayaran utang jatuh tempo harus ditutup melalui penerbitan utang baru, yang secara signifikan menyempitkan ruang fiskal untuk belanja lainnya.
“Problemnya adalah problemnya di 2025, 2026, 2027, belanja rutin kita naik karena hutang jatuh tempo kita naik tajam akibat dari COVID. Jadi, kalau kita lihat hutang kita, hutang kita net kenaikan terbesar itu terjadi di 2020,” jelasnya.
2. Program Makan Bergizi Gratis
Yanuar menilai, program andalan Presiden Prabowo, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), juga akan menghadapi tantangan pendanaan. “Nah belanjanya naik karena hutan jadi artinya ruang untuk belanja rutin dan ekspansi fiskal harus ada yang mengalah ekspansi fiskal harus mengalah, ekspansi fiskal ini apa? Ya salah satunya soal bansos, belum (program) Pak Prabowo nama MBG,” tambahnya.
Selain itu, Yanuar mengapresiasi kebijakan penghematan belanja negara sebesar Rp306 triliun yang telah dimulai. Menurutnya, langkah ini penting untuk menciptakan stabilitas fiskal. Namun, dia mengingatkan agar Presiden Prabowo mengevaluasi belanja masa lalu di era Presiden Jokowi.
“Jadi kalau menurut saya ujian yang akan menerpa Prabowo sebetulnya di 2025, 2026, 2027 dan suka tidak suka Pak Prabowo pada akhirnya harus mengevaluasi belanja masa lalu. Tadi dikatakan tentang APBN yang bocor lah, iya kan penegak hukum segala macam,” ujar Yanuar.
“Jadi beban berat belanja masa lalu ini kan harus dia katakan di-review dan ini pada akhirnya pelan-pelan ya dia harus melepaskan diri juga dari bayang-bayang Jokowi. Itu keniscayaan, gimana lagi,” pungkasnya.