Banjir Bukan Halangan untuk Petani Menanam Padi, Simak Cara Jitu Berikut Ini!
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan adanya teknologi canggih yang bisa dipakai petani untuk menanam padi di tengah cuaca ekstrem saat ini. Kementan mengenalkan padi apung atau floating rich technology.
"SobaTani di tengah intensitas hujan yang kian tinggi, yuk kita kenalan dengan padi apung sebagai salah satu solusi tanam padi di daerah yang rawan banjir," tulis Kementan dalam Instagramnya, Selasa (21/1/2025).
Padi apung atau floating rich technology merupakan salah satu adaptasi penanaman yang menggunakan rakit atau styrofoam yang dilubangi dan dilengkapi dengan penjepit dari bambu.
"Metode tanam padi yang dipergunakan pada budidaya padi ini, ternyata sama loh sob dengan budidaya di lahan sawah irigasi," terang Kementan.
Pada dasarnya teknologi budidaya padi apung ini sama seperti budidaya padi di sawah, yang membedakan yaitu pengimplementasian dilakukan pada lahan tergenang.
Tujuan penerapan padi apung supaya menjadikan lahan tidak produktif menjadi produktif selama satu musim tanam. Kemudian menghemat biaya karena petani tidak perlu membajak lahan, tidak membutuhkan penyiraman air dan tidak membutuhkan perawatan untuk menyiangi rumput.
Selain itu, padi apung juga terbebas dari kekeringan dan memberdayakan petani guna meningkatkan kesejahteraan para petani.
Adapun metode tanam padi yang dipergunakan pada budidaya padi apung sama halnya dengan budidaya di lahan sawah irigasi, seperti tanaman bibit berumur 21 hari selama semai. Kemudian bibit ditanam satu atau dua bibit perlubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, selanjutnya pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal”
Tips bagi masyarakat yang mau mencoba metode ini bisa dengan melakukan penyiangan bibit padi sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari, menggunakan pupuk NPK dengan dosis rekomendasi setempat.