Intip Persiapan RI Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia
JAKARTA – Pemerintah tengah menyusun regulasi dan infrastruktur untuk mendukung perdagangan karbon internasional. Di mana Indonesia akan mengambil langkah strategis menuju perdagangan karbon internasional pada 20 Januari 2025.
Menjelang hal tersebut, pemerintah menggelar acara Pre-Sessional Meeting. Acara ini melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
1. RI Siap Pimpin Pasar Karbon Global
Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) KLH/BPLH, Ary Sudijanto, menegaskan Indonesia siap memimpin pasar karbon global.
"Langkah ini mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) dan memperkuat posisi Indonesia dalam pengurangan emisi global," ujarnya di kantor BPDLH.
2. Mitigasi Perubahan Iklim
Direktur Utama BPDLH, Joko Tri Haryanto, menyebut momentum ini sebagai peluang Indonesia memperkuat perannya dalam mitigasi perubahan iklim.
"Dengan kolaborasi semua pihak, kita akan mencapai target NDC sekaligus memanfaatkan potensi ekonomi karbon," kata Joko.
3. Kerjasama Bilateral
Direktur Tata Kelola NEK KLH/BPLH, Wahyu Marjaka, menekankan pentingnya akuntabilitas melalui sistem robust seperti SRN dan Skema SPEI. Wahyu juga menyoroti rencana menjalin kerjasama bilateral melalui Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan organisasi internasional seperti Verra dan Gold Standard.
4. Sorotan Sebelum Perdagangan Karbon Global
Sementara itu, Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MRV KLH/BPLH, Hari Wibowo, menjelaskan peran penting infrastruktur MRV dalam memastikan transparansi dan kualitas kredit karbon.
"Dengan mekanisme yang transparan, kredit karbon dapat dikonversi menjadi unit perdagangan yang sesuai standar internasional," katanya.
5. Difasilitasi BEI
BEI melalui platform IDXCarbon juga akan memfasilitasi perdagangan karbon secara terintegrasi.
"Tujuan kami adalah memberikan transparansi harga dan daya saing di pasar karbon," ujar Ignatius Denny Witjaksono, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI.