Penumpang Kereta Whoosh Meroket 20, Tiket Ludes Terjual hingga Akhir 2024
JAKARTA - 100.000 masyarakat bakal liburan Natal dan Tahun Baru menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh. Tiket kereta Whoosh pun sudah ludes terjual untuk perjalanan 19-31 Desember 2024.
General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengatakan, volume penjualan naik 20 dibandingkan Nataru 2023/2024. Untuk mengakomodir kebutuhan penumpang, KCIC mengoperasikan 48 perjalanan Whoosh dari Halim menuju Padalarang, Tegalluar Summarecon, dan sebaliknya.
"Setiap harinya KCIC menyediakan sebanyak 28.848 tempat duduk yang sudah dapat dipesan penumpang melalui berbagai saluran resmi yang tersedia,” ujar Eva melalui keterangan pers, ditulis Minggu (22/12/2024).
Penjualan tiket masih berlangsung baik secara online maupun offline. KCIC berharap penumpang segera memesan tiket secara online. Adapun, tiket Whoosh dapat dipesan hingga H-14 sebelum keberangkatan.
Tiket dijual secara online melalui kanal resmi seperti aplikasi Whoosh, situs resmi hingga aplikasi mitra seperti KAI Access, Livin Mandiri, Brimo, BNI Mobile, dan tiket.com. Serta jalur offline seperti loket dan Ticket Vending Machine (TVM) di Stasiun.
KCIC juga masih menerapkan tarif dinamis untuk Whoosh kelas Premium Economy. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dynamic pricing diantaranya jam sibuk (peak hour) atau jam non sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non liburan (low season), atau hari kerja ataupun akhir pekan.
KCIC juga memprediksi peningkatan penumpang terjadi pada 25-26 Desember 2024. Kondisi ini menyesuaikan masa libur dan cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah.
Pada momen Nataru tahun ini, KCIC melakukan sejumlah persiapan khusus agar layanan penumpang berjalan aman dan lancar. Misalnya, pemetaan potensi kendala yang mungkin terjadi seperti cuaca buruk, gempa bumi, layang-layang dan benda asing yang dapat mengganggu perjalanan.
Dari sisi teknologi, KCIC telah menempatkan sebanyak 17 unit sensor angin kencang setiap 10 kilometer, sensor gempa sebanyak tujuh unit setiap 20 kilometer, sensor cuaca buruk sebanyak delapan unit setiap 20 kilometer dan 1.390 CCTV dengan kualitas tinggi untuk memantau berbagai kondisi jalur dan stasiun secara langsung.