Selesaikan 9 Jam Spacewalk, Astronot China Pecahkan Rekor Berjalan di Luar Angkasa
WASHINGTON - Dua astronot China minggu ini menyelesaikan perjalanan luar angkasa yang memecahkan rekor dunia selama lebih dari sembilan jam, menurut pernyataan dari Badan Antariksa Berawak Tiongkok. Ini menandai tonggak sejarah baru bagi program luar angkasa Beijing yang berkembang pesat.
Perjalanan luar angkasa tersebut, yang dilakukan oleh Cai Xuzhe dan Song Lingdong di luar stasiun luar angkasa Tiangong di orbit rendah Bumi pada Selasa, (17/12/2024) setidaknya empat menit lebih lama dari rekor terakhir yang dibuat oleh astronot NASA James Voss dan Susan Helms pada tahun 2001.
Kedua astronot misi Shenzhou-19 China mengenakan pakaian antariksa Feitian untuk melaksanakan serangkaian tugas di bagian luar stasiun, termasuk pemasangan perangkat perlindungan puing-puing antariksa, kata badan antariksa China, sebagaimana dilansir Reuters.
"Mereka berhasil menyelesaikan semua tugas yang direncanakan dan merasa sangat gembira karenanya," kata Wu Hao, seorang staf dari Pusat Penelitian dan Pelatihan Astronot Tiongkok, kepada China Central Television, sebuah lembaga penyiaran negara.
Uni Soviet pada 1965 menjadi negara pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa. Sejak saat itu, Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah melakukan ratusan misi semacam itu, terutama di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk berbagai tugas mulai dari pemasangan panel surya hingga penelitian material.
Perjalanan luar angkasa pertama oleh astronot Tiongkok terjadi pada 2008.
Tonggak sejarah perjalanan luar angkasa China minggu ini terjadi di tengah serangkaian pencapaian lainnya yang telah meningkatkan daya saing Beijing dengan Washington.
China mendaratkan wahana penjelajah pertamanya di Mars pada 2021 dan awal tahun ini menjadi negara pertama yang mengambil sampel batuan dari sisi terjauh bulan yang berbahaya dalam misi Chang'e-6. Beijing menargetkan tahun 2030 untuk mendaratkan astronot pertamanya di Bulan dan menjadi negara kedua setelah AS yang menempatkan manusia di sana. Beijing telah merayu sekira selusin negara untuk program Stasiun Penelitian Bulan Internasionalnya, sebuah upaya untuk membangun pangkalan bulan di kutub selatan Bulan.
Program tersebut menyaingi program Artemis NASA, yang bertujuan mengembalikan astronaut AS ke bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo terakhir tahun 1972.