Deretan Puisi Hari Ibu Bikin Nangis
Deretan puisi Hari Ibu yang bikin nangis bisa jadi pilihaan untuk mengungkapkan rasa cinta kepada sang bunda. Lewat puisi bisa jadi alternatif, terutama bagi mereka yang sulit menyampaikan rasa sayangnya kepada sang ibu.
Memberikan puisi tentang ibu yang menyentuh hati bisa juga menjadi sebuah opsi sebagai kado di Hari Ibu. Meskipun terlihat sederhana, namun puisi akan sangat berharga apalagi diberikan oleh orang tersayang.
Nah kali ini MNC Portal akan merangkum puisi Hari Ibu yang bikin nangis, seperti dilansir dari berbagai sumber, Jumat (20/12/2024):
1. Ibu-D. Zawawi Imron
Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daun pun gugur bersama reranting
Hanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
Bila aku merantau
Sedap kopyor dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu
2. Ibu-Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu....
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu....
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku bangun dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun....
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu....
Ibu....
Aku sayang padamu....
Tuhanku....
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya....
3. Bunda Air Mata-Emha Ainun Najib
Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan air mata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih
Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan
Menangislah banyak-banyak untuk Ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu
Kalau Ibundamu menangis,
para malaikat menjelma butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu
Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala menutup pintu sorga bagimu
4. Untuk Ibuku-Edgar Allan Poe
Karena aku merasakannya, di Surga di atas,
Para malaikat saling berbisik,
Dapat ditemukan, di antara istilah cinta mereka yang membara,
Tidak ada yang begitu setia seperti "Ibu",
Oleh karena itu dengan nama sayang itu aku sudah lama memanggilmu
Kamu yang lebih dari sekedar ibu bagiku.
5. Ibu Matahariku-Eni Safitri
Katanya alarm terbaik adalah ibu
Katanya berkeluh kesah ternyaman pada ibu
Katanya tak ada yang lebih dahsyat dari doa seorang Ibu
Faktanya tidak ada yang tidak benar dari semua itu
Ibu...
Terimakasih karena yang sesungguhnya
Tanpamu aku bukanlah apa-apa
Tanpamu hidupku tak akan bermakna
Tanpamu duniaku tak ada artinya
Ibu...
Putri kecilmu yang dulu engkau manja
Kini keadaan telah memaksanya untuk dewasa
Belajar menjadi seperti ibu
Memberikan segala pengorbanan hanya untukku
Ternyata aku belum mampu
Maafkanlah bu...
Terkadang hanya karena rutinitasku
Aku tak sempat mengatakan rindu
Ibu tetaplah menjadi matahariku
Selalu berperan penting dalam hidupku
6. Kerinduan-Karya AsYourWish
Gerimis bertaut membasahi tubuh
Rinainya jatuh menjadi tangisan di mataku
Rasa ini membeku
Membatu mengingat kisah lalu
Saatku lincah nan lugu,
Waktu kecilku
Biarlah napasku bercerita tentangmu
Bersajak indah memanggil namamu
Ibu..
Aku teramat merindukanmu
Aku rindu
Rindu masa itu
Rindu saat ibu menimangku
Berbisik doa merajut sanubariku
Semoga ibu di sana tersenyum bahagia selalu
Doa anakmu yang selalu menyertaimu.
7. Kesunyian Ibu-Karya Denza Perdana
Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.