Punya Karier Mentereng, Ini Profil Ayah Dokter Koas Muhammad Luthfi Hadhyan yang Dianiaya Gara-Gara Jadwal Piket
PROFIL ayah dokter koas Muhammad Luthfi Hadhyan banyak dicari usai kasus penganiayaan terkait jadwal Natal dan Tahun baru mahasiswa koas FK Universitas Sriwijaya (Unsri). Lutfhi yang merupakan ketua koas dianiaya oleh Fadilla alias Datuk, sopir salah satu mahasiswa koas bernama Lady Aurelia.
Penganiayaan dipicu Lady yang tak terima dengan jadwal jaga koas saat Natal dan Tahun Baru yang telah disusun Luthfi. Cerita itu sampai ke ibunda Lady, Sri Meilina yang kemudian mengajak Datuk menemui Luthfi. Pertemuan itu berujung pada kekerasan pada Luthfi.
Mengutip Antara, Wahyu Hidayat ayah Luthfi bukan orang sembarangan. Berdasarkan laman Linkedin-nya, Wahyu merupakan Head of Customer Development Jawa di PT Unilever Indonesia. Dirinya menjabat pada posisi strategis dalam perusahaan multinasional terbesar sejak tahun 2021.
Wahyu juga menempuh Pendidikan di Universitas Sriwijaya Jurusan Ekonomi dan lulus pada tahun 1993. Riwayat pendidikannya selaras dengan posisi jabatan yang kini dirinya duduki.
Wahyu berprofesi sebagai konsulen. Di lingkungan medis, konsulen adalah posisi yang sangat dihormati. Konsulen bagi ruang lingkup kedokteran dapat disebut sebagai dokter subspesialis yang mendalami ilmu secara spesifik serta memiliki peran penting dalam membimbing para koas dan residen pada saat bertugas.
Tak hanya ayahnya saja yang memiliki jabatan bagus dalam dunia kerja, keluarga Lutfhi juga beberapa ada yang menjadi konsulen dan ibunda Luthfi dikabarkan adalah seorang dokter
Menolak Damai
Wahyu Hidayat mengaku tak akan menempuh jalur damai atas kasus yang menimpa anaknya itu. "Kami sudah melaporkan kejadian ini pada kepolisian, dan berharap pelaku dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Wahyu, beberapa waktu lalu.
Wahyu mengaku terkejut saat mendapat kabar bahwa anaknya tersebut mengalami penganiayaan. Menurutnya, pendidikan dokter yang ditempuh anaknya tidaklah mudah.
"Sebagai calon dokter muda harus ditempa untuk siap dengan kondisi apapun dalam bertugas. Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini dan keadilan harus ditegakkan," jelasnya.