Kronologi Warga Geruduk Ponpes di Bekasi, Massa Geram Ada 6 Santriwati Jadi Korban Pelecehan

Kronologi Warga Geruduk Ponpes di Bekasi, Massa Geram Ada 6 Santriwati Jadi Korban Pelecehan

Terkini | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 14:26
share

BEKASI - Viral video sejumlah warga menggeruduk pondok pesantren (ponpes) di Karangmukti, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, pada Jumat 27 September 2024 malam. Aksi ini disebabkan bentuk protes warga atas dugaan tindakan asusila salah satu oknum guru ngaji atau ustad terhadap sejumlah santriwati.

Dari Informasi yang dihimpun, ada enam santriwati di ponpes tersebut yang diduga menjadi korban pelecehan. Namun, baru ada tiga santriwati yang membuka laporan ke pihak Kepolisian.

Kepala Desa (Kades) Karangsatu, Sumardi mengungkapkan awal peristiwa massa mendatangi ke ponpes tersebut usai kabar tersebar luas dan memancing kemarahan warga.

Dia menjelaskan, sebelum itu salah satu dari orangtua korban datang melaporkan kasusnya ke kantor desa. Orangtua korban juga datang ke Kantor Desa Karang Mukti tempat pondok pesantren tersebut.

“Kami dari pemerintah menyarankan untuk berkomunikasi dengan bapak Binmas Pol, dan korban diantar ke PPA Polres Metro Bekasi,” katanya pada Sabtu (28/9/2024).

Bahkan, ia tak menyangka sejumlah warga mendatangi dan menggeruduk pondok pesantren tersebut. Ia juga menegaskan, laporan tersebut tanpa ada unsur paksakan dan tekanan dari pihak manapun korban berani menyampaikan kejadian tersebut ke pihak desa.

Namun, menurutnya, tindakan asusila tersebut sangat merugikan masa depan korban. Dirinya pun mengaku bangga kepada pihak korban yang berani mengungkap kejadian asusila tersebut.

“Jumlah korban yang sudah mengadu itu enam tapi bisa lebih dari itu yang mengalami asusila dan kejadian tersebut sudah terjadi dalam dua tahun belakangan ini. Seluruh korban pun diduga masih di bawah umur,” jelasnya.

 

Menurutnya, pihak Pemerintah Desa Karang Mukti sudah menyerahkan kasus ini kepada pihak yang berwajib pada unit PPA Polres Metro Bekasi.

Pihaknya terus mendorong dan membantu korban untuk mendapatkan keadilan atas perbuatan yang sangat biadab ini yang dilakukan oknum ustad. Perbuatannya itu telah mencoreng nama desa dan kampungnya.

Meski begitu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak main hakim sendiri karena permasalahan ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

“Saya juga memohon kepada warga masyarakat untuk menahan diri, dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan anarkis. Serahkan saja ke pihak yang berwenang. Kita hormati dan hargai proses hukum yang sedang berjalan,” ujarnya.

Topik Menarik