Mantan Istri Diduga Jadi Pekerja Seks, Pria di Taiwan Gugat Tunjangan Anak

Mantan Istri Diduga Jadi Pekerja Seks, Pria di Taiwan Gugat Tunjangan Anak

Terkini | okezone | Minggu, 22 September 2024 - 06:30
share

Sebuah kasus hukum di Taiwan unik dan menarik perhatian publik setelah seorang pria menggugat mantan istrinya untuk tunjangan anak. Ini dilakukan setelah mengetahui bahwa mantan istrinya bekerja sebagai pekerja seks dan memperoleh pendapatan yang cukup besar untuk membeli rumah, mobil, serta membiayai beberapa operasi kosmetik.

Melansir dari Scmp.com, Sabtu (21/9/2024), pria yang dikenal dengan nama samaran Ayi berasal dari Hsinchu, bercerai dari mantan istrinya pada Mei 2021. Pasangan ini sebelumnya sepakat bahwa Ayi akan mengasuh kedua anak mereka dan mantan istrinya tidak diwajibkan membayar tunjangan anak.

Awalnya Ayi tidak meminta tunjangan anak, menganggap bahwa mantan istrinya sedang berjuang secara finansial untuk menyelesaikan gelar magisternya. Namun, situasi berubah setelah Ayi menemukan jurnal yang mencantumkan aktivitas mantan istrinya sebagai pekerja seks.

Jurnal tersebut diduga mencatat nama klien, horoskop, dan tarif yang dikenakan. Dan yang membuat Ayi terkejut, mantan istrinya ternyata memiliki penghasilan sekira NT$200.000 atau setara dengan Rp94,6 juta per bulan dari pekerjaannya.

Merasa mantan istrinya mampu memberikan dukungan finansial untuk anak-anak mereka, Ayi mengajukan gugatan meminta agar mantan istrinya membayar NT$15.000 atau sekira Rp7 juta per bulan untuk setiap anak sebagai tunjangan.

Mantan istrinya, membela diri dengan menyatakan Ayi tidak memberinya dukungan finansial. Keadaan ini memaksa dirinya mencari cara untuk membiayai kuliah sendiri dan pengasuhan anak, sehingga ia terpaksa memilih pekerjaan sebagai pekerja seks.

Selain itu, mantan istri Ayi menolak klaim bahwa ia memiliki aset besar. Meskipun ia telah membeli rumah dan mobil, semua itu diperoleh dengan pinjaman besar yang masih menjadi beban keuangannya. Ia menyatakan bahwa rumah dan mobil tersebut dibeli agar anak-anak mereka bisa berkunjung dengan nyaman.

Selama proses pengadilan, Ayi mengajukan bukti berupa foto catatan yang menunjukkan aktivitas pekerjaan seks mantan istrinya. Namun, pengadilan memutuskan bahwa informasi dalam catatan tersebut terlalu samar untuk mengaitkannya dengan profesi yang dituduhkan.

 

Mengenai tunjangan anak, hakim menekankan bahwa kedua orangtua bertanggung jawab untuk mendukung anak-anak mereka dan memerintahkan mantan istri Ayi untuk membayar NT$5.000 atau sekira Rp2,3 juta per bulan untuk setiap anak. 

Kasus ini memicu perdebatan sengit di dunia maya, terutama terkait dengan etika dan tanggung jawab orangtua dalam mendukung anak-anak mereka. Beberapa netizen mempertanyakan apakah pendidikan yang ditempuh mantan istri Ayi relevan dengan pekerjaannya sebagai pekerja seks. Salah satu komentar menyindir, “Apakah pekerja seks sekarang memerlukan gelar magister?”

Sementara itu, banyak orang menekankan pentingnya tanggung jawab orangtua dalam mendukung anak-anak mereka, terlepas dari tekanan finansial atau pilihan hidup masing-masing. “Tunjangan anak adalah kewajiban, apa pun profesi mereka. Memiliki anak berarti berkomitmen untuk mendukung mereka setidaknya selama 18 tahun,” tulis salah satu netizen.

Topik Menarik