Geger Ladang Ganja di Bromo, DPR: Pengawasannya Lemah, Tindak Tegas
JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, mendesak Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Kehutanan untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani kasus penemuan 59 titik ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Langkah itu dinilai perlu dilakukan lantaran keberadaan lahan ganja di area TNBTS bisa merusak reputasi Taman Nasional. Ia pun prihatin akan keberadaan 59 titik lahan ganja di sana.
"Temuan ladang ganja dalam jumlah besar ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan lemahnya pengawasan di kawasan konservasi," terang Johan dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (21/4/2025).
Legislator PKS ini menilai, keberadaan lahan ganja di area TNBTS bisa merusak reputasi Taman Nasional. "Kasus ini berpotensi merusak reputasi taman nasional dan menimbulkan keresahan di masyarakat," ujarnya.
Kendati demikian, Johan meminta agar Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan segera mengambil tindakan hukum dan memperktat patrolim
"Dirjen Gakkum Kementerian Kehutanan harus segera bertindak cepat, memperketat patroli, serta menindak tegas para pelaku agar hal ini tidak terulang dan tidak semakin merusak nama baik TNBTS," ucapnya.
Johan juga meminta Kementerian Kehutanan untuk menggunakan teknologi pemantauan berbasis drone dan citra satelit secara lebih intensif guna mendeteksi aktivitas ilegal sejak dini.
Selain itu, ia menekankan pentingnya meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum serta melibatkan masyarakat lokal dalam upaya pengawasan kawasan taman nasional.
“Jangan sampai Taman Nasional Bromo yang menjadi ikon wisata dan konservasi malah dikenal sebagai lokasi aktivitas ilegal seperti ini. Kementerian Kehutanan harus mengambil tindakan serius untuk menjaga integritas dan kelestarian kawasan taman nasional,” tegasnya.
Ia juga mendorong pihak berwenang untuk segera menangkap aktor utama di balik kasus ini dan menegakkan hukum seadil-adilnya. "Dengan tindakan yang cepat dan tegas, kejadian serupa tidak lagi terjadi di taman nasional lainnya di Indonesia," pungkasnya.