Politikus Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung Hadirkan Forum PCB Bahas Masalah Politik
Aktivis dan politisi Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menghadirkan forum Politics & Colleagues Breakfast (PCB). Forum PCB menjadi tempat berdiskusi politik secara terbuka dalam suasana santai sambil sarapan dan minum kopi pagi.
Doli Kurnia mengatakan forum Politics & Colleagues Breakfast dihadirkan membicarakan masalah politik dan mendiskusikan secara terbuka dan bebas. Dari forum PCB ini diharapkan hadir ide atau pemikiran untuk membangun sistem politik yang semakin baik.
"Saya seorang politisi, jadi yang dibahas adalah politik. Politik alat untuk mencapai tujuan. Apa pun untuk mengambil kebijakan pasti ada politik," katanya di Jakarta, Sabtu (1/3/2025).
Doli Kurnia berencana forum PCB digelar secara rutin setiap bulan untuk mendiskusikan berbagai isu politik yang terjadi di Tanah Air. "Kalau isu sangat kuat di masyarakat, forum PCB bisa diadakan lebih sering, dua seminggu atau seminggu sekali," ucapnya.
Sedangkan Colleague atau sahabat, kata Doli Kurnia, forum PCB menjadi tempat diskusi bersama kolega, teman, dengan menghadirkan pakar politik dan politisi untuk berbicara secara terbuka tanpa rivalitas.
"Semua sama-sama kolega yang concern (peduli) pada masalah pembangunan politik. Ini ajang diskusi tanpa menghujat dan memaki, semua kedudukannya sama dan berbicara secara terbuka," tuturnya.
Doli Kurnia menambahkan, forum ini dilabeli Breakfast atau Sarapan (makan pagi) agar diskusi ini bisa dilakukan secara santai di pagi hari ketika pikiran masih segar dan jernih. Diharapkan menghadirkan ide atau pemikiran terbaik dalam suasana yang hangat sambil minum kopi dan makan pagi.
"Pagi hari pemikiran masih fresh dan terang, jadi bicara yang berat dan ringan di pagi hari sangat cocok. Jadi bicara politik tidak harus malam-malam dan bisa dilakukan secara terbuka sambil santai, ngopi, sarapan," bebernya.
Perbaikan Sistem Politik di Indonesia Menandai peluncuran forum Politics & Colleagues Breakfast digelar diskusi bertema Urgensi Perbaikan Sistem Politik di Indonesia dan peluncuran buku ke-7 Doli Kurnia berjudul Kaca Mata Doli Kurnia.
Hadir sebagai pembicara, yaitu Prof Siti Zuhro, peneliti utama BRIN; Dr Alfan Alfian, pengamat politik dan dosen Pascasarjana Universitas Nasional; dan Prof Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.
Ketiga menyambut positif peluncuran forum PCB yang digagas politis Golkar Doli Kurnia. Mereka juga memuji produktivitas Doli Kurnia dalam menulis buku, mengingat sangat sedikit politisi menulis buku yang ketujuh.
Dalam diskusi Prof Siti Zuhro mengatakan perlu penataan ulang sistem politik Indonesia ke depan. Perbaikan itu meliputi sistem partai politik, pemerintahan, dan perwakilannya. “Kita tak bisa membenahi politik dan demokrasi sepotong-sepotong, harus menyeluruh,” ucapnya.
Dr Alfan Alfian menegaskan, penataan sistem politik tak bisa dielakkan lagi, mengingat kontestasi kekuatan politik juga sudah berkembang. Dia mencontohkan bagaimana Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki implikasi kuat dalam politik.
“Kontestasi kekuatan politik harus diperhatikan. Mahkamah Konstitusi jadi kekuatan politik baru, selain KPK dan Polisi. Ketika MK memutuskan semua parpol bisa mendaftarkan calon presiden, semua konstelasi politik buyar,” jelasnya.
Prof Burhanuddin Muhtadi menambahkan, perbaikan sistem politik bukan sesuatu yang baru sebab sudah lama menjadi isu yang diungkapkan Prabowo Subianto sebelum menjadi Presiden. Dia menyebutkan Prabowo minta pemilihan kepala daerah dibawa DPR agar lebih murah.
“Demokrasi di Indonesia disebutkan sebagai melelahkan (tired), berantakan (messy), dan mahal (costly). Untuk itu perlu kajian akademis dan data empirik untuk menentukan desain sistem politik ke depan,” katanya.