Cerita Mistis di Kamar Jenderal Ahmad Yani, Tak Boleh Sembarang Foto hingga Misteri Ritual Sesajen

Cerita Mistis di Kamar Jenderal Ahmad Yani, Tak Boleh Sembarang Foto hingga Misteri Ritual Sesajen

Nasional | okezone | Rabu, 6 November 2024 - 07:07
share

JAKARTA - Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani yang terletak di Jalan Lembang Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat, menyimpan banyak Sejarah. Ahmad Yani merupakan Pahlawan Revolusi Indonesia yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965.

Banyak benda peninggalan Ahmad Yani yang disimpan di museum tersebut. Kamar Jenderal Yani berada di area tengah rumah tak jauh dari dua kamar anak-anaknya dan ruang makan.

“Biasanya kita kasih tahu, mas. Bahwa kalau berkunjung, ya jangan memfoto kamar Bapak (alm Jenderal Yani). Kalau nekat ya tanggung sendiri akibatnya,” ujar salah satu penjaga museum kepada Okezone, beberapa waktu lalu.

Masuk ke kamar Jenderal Yani, rasanya memang sedikit beda jika dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya di rumah itu. Nuansa dan suasananya justru sedianya sangat homey, tidak ada rasa-rasa mistis apa pun di situ.

Di dalam kamar tersebut terdapat satu tempat tidur berukuran queen size, dua lemari pakaian berisi jas-jas sipil dan militer serta beragam sepatu, beberapa bufet, dan satu lemari kaca tempat beberapa tanda jasa hingga keris disimpan.

Di dalam lemari kaca itu juga terdapat sejumlah lembar rupiah era lama yang ternyata jumlahnya merupakan gaji bulanan Jenderal Yani kala itu. “Jumlahnya ada Rp123 ribu gajinya Bapak,” ucapnya.

Di kamar tersebut dekat jendela juga terdapat satu bufet kaca lainnya yang berisi beberapa pucuk senjata api, serta dua pakaian milik Jenderal Yani. Satunya kemeja putih, satunya lagi piyama Jenderal Yani.

Kemudian setidaknya ada empat pucuk senpi di situ yang dipakai gerombolan (oknum) Pasukan Tjakrabirawa saat menyatroni rumah Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965. Yakni, dua senapan submesin Owen Gun dan M3 “Grease Gun”, sepucuk senapan laras panjang serta senapan mesin ringan VZ.52.

 

Di ujung kiri kamar tersebut juga terdapat kamar mandi yang di dalamnya masih berhias lantai kamar mandi era lama, serta satu bath tub, closet, serta wastafel yang terbilang modern untuk masa 1960-an.

Sementara di sisi kepala tempat tidur juga sejumlah catatan dan buku harian Jenderal Yani. Hal yang menarik, di salah satu sudut antara tembok dan eternit kamar terdapat gambar halilintar yang menyambar.

“Itu seminggu sebelum Pak Yani diangkat jadi Menpangad (Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 1964), ada petir menyambar ke rumah. Dulu ada bekasnya, tapi sekarang cuma dicat begitu sebagai penanda saja. Dulu itu sampai jebol itu genting rumah,” kata pria tersebut.

Namun sekali lagi, dia menegaskan kepada pengunjung untuk tidak merekam atau mengambil foto di kamar Jenderal Yani.

“Sebenarnya ini masalah privasi lho, mas. Ini kan dulu kamar tidurnya Bapak (Jenderal Yani), ya pribadi sekali sifatnya. Ini yang kita tekankan ke pengunjung karena sebenarnya kita enggak mau mengungkit soal sisi mistisnya,” ucapnya.

 

“Karena memang ada saja yang nekat foto-foto di kamar Bapak. Ya kalau nekat silakan, tanggung sendiri akibatnya. Kejadian ya ada saja. Seperti beberapa waktu lalu, ada satu pengunjung yang nekat foto, besoknya jatuh sakit. Tiga bulan enggak sembuh-sembuh, pas datang ke sini lagi baru sembuh,”tuturnya.

Namun, dia menegaskan, bahwa nuansa mistis di sana sudah tercipta lama karena ada oknum penjaga museum yang dulu, sering menebar melati dan menyediakan sesajen.

“Justru kita, penjaga-penjaga museum yang sekarang yang coba menghilangkan itu. Kita enggak ingin museum itu image-nya angker. Kalau memang enggak aneh-aneh, benar-benar ingin belajar sejarah, ya enggak akan apa-apa,” pungkasnya.

Topik Menarik