Kunjungi Serbia, Ketua DPR Ditunjukkan Surat Korespondensi Bung Karno dengan Presiden Tito

Kunjungi Serbia, Ketua DPR Ditunjukkan Surat Korespondensi Bung Karno dengan Presiden Tito

Nasional | okezone | Selasa, 27 Agustus 2024 - 20:42
share

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke Serbia, salah satu negara pecahan Yugoslavia yang berada di Eropa Tengah. Dalam kunjungannya itu, Puan diperlihatkan surat korespendensi yang dituliskan Bung Karno dengan Presiden Republik Federal Sosialis Yugoslavia Josip Broz Tito.

Adapun kedatangan Puan ke Serbia dilakukan dalam rangka pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Serbia, Ana Brnabic. “Serbia merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia di kawasan Balkan, dan juga karena hubungan kedua negara memiliki nilai sejarah yang tinggi,” kata Puan di awal pertemuan, Selasa (27/8/2024).

Dalam kunjungan kerjanya ke Serbia, Puan datang bersama sejumlah anggota DPR antara lain Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhiela Fararez, dan anggota DPR Komisi X Vanda Sarundajang. Ia pun berterima kasih atas undangan Parlemen Serbia kepada delegasi DPR dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara.

"Mewakili DPR, saya menyampaikan selamat kepada Yang Mulia Ibu Ana Brnabic yang telah terpilih menjadi Ketua Majelis Nasional Serbia pada 20 Maret 2024. Saya meyakini, pertemuan kita hari ini dapat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Serbia," tuturnya.

Puan menjelaskan, hubungan Indonesia dan Serbia yang memiliki nilai sejarah tinggi menjadi pendukung kokoh kerja sama kedua negara di berbagai bidang saat ini. Hubungan diplomatik RI-Serbia dimulai tahun 1954 di mana saat itu Serbia masih tergabung dalam Republik Federasi Rakyat Yugoslavia. Tahun ini Indonesia dan Serbia memperingati 70 tahun hubungan bilateral.

"Hal ini karena hubungan erat antara  Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno dengan Presiden Josip Broz Tito," sebut Puan.

Indonesia dan Serbia (sebelumnya Yugoslavia) diketahui merupakan 2 dari 5 negara pendiri Gerakan Non Blok (GNB) yang diawali melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Puan menceritakan, Sukarno telah berkunjung ke Belgrade sebanyak 6 kali dan selalu mendapat sambutan meriah. 

"Hubungan erat antara Presiden Josip Broz Tito dan Presiden Sukarno di masa lalu dapat menjadi pendorong bagi kita untuk menjaga persahabatan kedua negara," ujarnya.

 

Puan melihat prinsip Dasa Sila Bandung 1955, yang juga menginspirasi pembentukan GNB masih tetap relevan saat ini. Beberapa prinsip Dasa Sila Bandung seperti: penyelesaian sengketa secara damai, menghargai kedaulatan wilayah negara saat ini menjadi semakin penting di saat dunia dilanda perang konflik, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

"Saya mengapresiasi dukungan Serbia atas ditetapkannya Pidato Presiden Sukarno yang berjudul 'To Build the World A New', pada Pertemuan Pertama GNB, sebagai Memory of the World, UNESCO pada Mei 2023,” papar Puan. 

Pertemuan Puan dengan Ana Brnabic berlangsung hangat, di mana keduanya menggarisbawahi pentingnya hubungan antar masyarakat (people-to-people contact) karena dapat menjadi fondasi bagi kokohnya hubungan kedua negara. 

Menurut Puan, hubungan sejarah yang kuat di masa lalu dapat menjadi pendukung hubungan antar masyarakat. Untuk terus mendukung terciptanya hubungan antar masyarakat, ia memandang perlunya kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, ekonomi, olahraga, riset, hubungan politik, serta pariwisata dan pertukaran budaya.

Dalam pertemuan, mantan Menko PMK ini turut membahas soal situasi geopolitik dunia. Puan kemudian menjelaskan posisi Indonesia yang mendukung Palestina yang tengah berkonflik dengan Israel dan berharap parlemen Serbia dapat ikut berpartisipasi dalam upaya menghentikan tragedi kemanusiaan di Gaza yang telah memakan puluhan ribu korban.

“Kita perlu mendukung gencatan senjata segera di Gaza, dan untuk membuka akses bantuan kemanusiaan serta harus mendorong penyelesaian melalui solusi dua negara (two states solution)," ucapnya. 
 

Topik Menarik