Kepala BP2MI Serahkan Nama Bandar Besar Judi Online T ke Jokowi: Ini Bisnis Besar!

Kepala BP2MI Serahkan Nama Bandar Besar Judi Online T ke Jokowi: Ini Bisnis Besar!

Nasional | okezone | Sabtu, 27 Juli 2024 - 08:06
share

MEDAN Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengungkap warga negara indonesia berinisial T sebagai otak dan aktor bisnis judi online di Kamboja

Sosok T kata Benny diduga merupakan orang yang kerap mengirimkan pekerja migan ilegal ke kamboja untuk dipekerjakan di tempat judi dan tak tersentuh oleh hukum.

Dalam penindakan TPPO pihak aparat penegak hukum harus menindak habis hingga ke aktor intelektualnya, ujar Benny di Medan, Sumatera Utara.

Benny menyebut dalam memberantas pelaku judi online, tidak hanya menindak sebatas di level kaki tangan dan calo yang dinilai tak menyelesaikan permasalahan pekerja migran yang kerap terjadi.

Dimana akhir akhir ini trend yang terjadi anak muda kerap menjadi sasaran yang dikirimkan untuk menjadi pekerja judi di Kamboja, ucapnya.

Benny juga sudah menyerahkan nama yang diduga merupakan aktor judi online di Kamboja yang merupakan warga negara Indonesia kepada Presiden Jokowi.

Sosok T ini disebut sebut Benny merupakan otak dan aktor bisnis judi online di Kamboja T diduga merupakan orang yang kerap mengirimkan pekerja migan ilegal ke Kamboja untuk dipekerjakan di tempat judi.

Sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan tegas dengan menangkap para bandar serta dalang di balik penempatan ilegal dan judi online, karena ini bisnis besar, pungkasnya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dit Tipidum) Bareskrim Polri akan memeriksa Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani soal sosok T yang disebut sebagai bandar besar judi online di Indonesia yang tidak tersentuh hukum.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, pemanggilan Benny untuk membuat terang benderang siapa sosok inisial T tersebut. Polisi akan meminta Benny untuk membuka identitas sosok tersebut, agar dapat diusut secara tuntas.

"Lebih baik dipanggil resmi supaya jelas dan tidak jadi fitnah," ujar jenderal Sigit saat dikonfirmasi Okezone, Jakarta, Sabtu (27/7/2024).

Topik Menarik