Mengulik Sejarah Hidup Soekarno dari Lahir hingga Wafat

Mengulik Sejarah Hidup Soekarno dari Lahir hingga Wafat

Nasional | okezone | Kamis, 6 Juni 2024 - 05:30
share

JIKA Soekarno masih hidup, ia akan berulang tahun hari ini. Ya, Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya. Jalan hidup sang praklamator kemerdekaan sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia itu menginspirasi banyak orang.

Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi, seorang guru sekolah rakyat, dan Ida Ayu Nyoman Rai, keturunan bangsawan Bali.

Soekarno menempuh pendidikan dasar di Tulungagung, Europeesche Lagere School Mojokerto, dan Hogere Burger School (HBS) Surabaya. Kemudian, ia melanjutkan studi di Technische Hoogeschool (THS) di Bandung.

Soekarno memiliki kemampuan photographic memory dan menguasai 10 bahasa, baik lisan maupun tulisan. Nama kecilnya adalah Kusno Sosrodihardjo.

Soekarno memainkan peran penting dalam Revolusi Nasional Indonesia. Bersama Mohammad Hatta, ia memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ia juga mencetuskan konsep Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan menamainya sendiri.

Selain sebagai proklamator, Soekarno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pertama dari 1945 hingga 1967, dengan masa pemerintahannya dikenal sebagai Orde Lama.

Tidak hanya di Indonesia, nama Soekarno diabadikan di berbagai penjuru dunia. Misalnya, sebuah masjid di Rusia bahkan dijuluki sebagai Masjid Biru Soekarno karena jasanya dalam pembangunan masjid di St. Petersburg yang dulunya sempat dijadikan sebagai gudang senjata.

Soekarno memiliki saudara kandung bernama Sukarmini. Ia juga memiliki beberapa istri, yaitu Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Kartini Manopo, Haryati, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar. Dari pernikahannya dengan Fatmawati, ia memiliki anak-anak bernama Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Dari Hartini, ia memiliki dua anak, Taufan dan Bayu. Sementara dari Ratna Sari Dewi, ia memiliki seorang anak bernama Kartika.

Pada pertengahan tahun 1960-an, di masa-masa akhir jabatan Soekarno, Indonesia mengalami stagnasi produksi, kemiskinan, dan kelaparan yang merajalela. Infrastruktur tidak terurus dan hiperinflasi mencapai hampir 600 persen. Situasi ini menambah tekanan pada pemerintahannya.

Pada 11 Maret 1966, Soekarno menandatangani Surat Perintah yang dikenal sebagai Supersemar.

Surat ini menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara serta institusi kepresidenan. Supersemar menjadi landasan bagi Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.

Topik Menarik