Cerita Pemindahan Ibu Kota Kerajaan Sunda dan Pembangunan Istana Surawisesa di Kawali

Cerita Pemindahan Ibu Kota Kerajaan Sunda dan Pembangunan Istana Surawisesa di Kawali

Nasional | okezone | Selasa, 4 Juni 2024 - 05:37
share

PUSAT Kerajaan Sunda konon pernah berpindah dari Pakuan Pajajaran ke Kawali. Pemindahan itu konon karena seringnya kerajaan di barat Pulau Jawa itu mendapatkan serangan dan terjadi pemberontakan internal. Hal tersebut membuat pusat pemerintahan dipindah ke Kampung Astanagede Kawali.

Konon dari bukti-bukti sejarah yang ada pemindahan kerajaan itu terjadi di masa Prabu Wastu. Hal ini juga terlihat dari Prasasti Kawali yang dikeluarkan oleh Raja Sunda kala itu, yang mengindikasikan raja saat itu yakni Wastu atau Wastu Kencana.

Di Kota Kawali itu konon sang raja telah membuat keraton megah bernama Surawisesa. Saat itu sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia II : Zaman Kuno", sang raja telah membuat parit di sekeliling keraton. Selain itu, ia pun telah pula mendirikan desa-desa dan meresmikannya, serta mengharapkan agar mereka yang datang kemudian berbuat kebajikan.

Sehingga dengan demikian dapat hidup lama dan berbahagia di dunia. Harapan seperti itu juga ditemukan di tempat lain, yaitu di dalam sebuah naskah bernama Sanghyang Siksakanda ng Karěsian yang berasal dari tahun 1518 Masehi.

Prabu Raja Wastu pada prasasti Kawali ini adalah tokoh yang sama dengan yang disebut, sebagai Rahyang Niskala Wastu Kañcana pada prasasti Batutulis dan Kebantenan, yaitu kakek Sri Baduga Maharaja. Hal ini memberikan kemungkinan bahwa Prabu Wastu memerintah di Kawali, dan setelah meninggal, lalu digantikan oleh anaknya yang bernama Rahyang Ningrat Kañcana.

Pada prasasti Kebantenan atau Rahyang Dewa Niskala pada prasasti Batutulis, nama Rahyang Ningrat Kañcana pada prasasti Kebantenan disebutkan sebagai tokoh yang digantikan oleh Susuhunan di Pakwan Pajajaran (... make nguni ka susuhunan ayöna di pakwan pajajaran...) hingga dapat ditentukan bahwa Susuhunan itu adalah Sri Baduga Maharaja yang disebutkan pada prasasti Batutulis.

Menurut prasasti Batutulis, Rahyang Niskala Wastu Kañcana dimakamkan di Nusalarang, sedangkan Rahyang Dewa Niskala di Gunatiga. Berita ini tidak bertentangan dengan Carita Parahyangan, yang menyebutkan bahwa Prěbu Niskala Wastu Kañcana surup di nusalarang ring giri wanakusumah, sedangkan penggantinya nu surup di gunungtilu, yang dipusarakan di Gunungtilu.

Topik Menarik