5 Penemuan Artefak yang Membingungkan Peneliti
Tak jarang para peneliti menemukan beberapa penemuan berupa artefak yang bahkan tidak bisa dijelaskan kegunaannya. Temuan mereka itu bahkan tidak dapat dijelaskan meskipun saat ini teknologi dan sains telah semakin maju.
Kebanyakan dari artefak yang membingungkan para peneliti ini mengusung teknologi canggih yang tidak selaras dengan peradaban masa itu. Artefak-artefak tersebut bahkan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan sampai sekarang.
Nah buat kalian yang penasaran, berikut ini adalah 5 penemuan artefak yang sukses membingungkan para peneliti, seperti dilansir dari ZME Science pada Rabu (1/2/2023).
Palu London
Di urutan pertama ada Palu London. Artefak ini ditemukan oleh Max Hahn dan istrinya Emma pada Juni 1936. Melihat ada sesuatu yang menarik dari palu kuno ini, mereka pun memberikan temuannya itu kepada tim peneliti.
Mereka pun terkejut setelah mengetahui bahwa, ternyata palu tersebut berasal dari zaman Ordovisium, lebih dari 400 juta tahun yang lalu. Para peneliti kemudian menemukan bahwa resep ketahanan palu tersebut ada di material besinya yang 96% besi murni.
Mereka pun bingung bagaimana bisa material tersebut di dapatkan, mengingat itu lebih murni dari apa yang dicapai dengan teknologi saat ini. Peneliti juga heran bagaimana bisa bentuk palu di era Ordovisium memiliki bentuk menyerupai palu Amerika abad ke-19 dan siapa yang membuat palu tersebut?.
Mekanisme Antikythera
Artefak membingungkan selanjutnya adalah mekanisme Antikythera yang lebih dikenal sebagai komputer kuno Yunani. Tingkat kecanggihan "komputer kuno" yang sekarang disimpan di Museum Arkeologi Nasional di Athena itu sangat mencengangkan.
Mekanisme Antikythera telah diberi label sebagai komputer mekanik pertama. Ditemukan di sebuah kapal karam di pulau Yunani Antikythera, terkubur di bawah 45 meter air, artefak itu dirancang untuk menghitung posisi astronomi.
Para peneliti mengungkap bahwa mekanisme Antikythera sudah berusia lebih dari 2100 tahun. Itu terdiri dari sebuah kotak dengan dial di bagian luar dan rakitan roda gigi yang sangat rumit yang dipasang di dalamnya.
Batu Dropa
Pada tahun 1938, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh arkeolog Dr. Chi Pu Tei ke Baian-Kara-Ula di Tiongkok melaporkan penemuan artefak yang mencengangkan. Gua terdekat menyimpan jejak budaya kuno yang pernah menempatinya.
Terkubur di bawah lapisan debu yang tebal, ratusan piringan batu berserakan di sekitar bagian dalam gua. Tampak tidak ada yang spektakuler pada awalnya, tetapi piringan itu ternyata sangat mirip dengan piringan hitam berdiameter sembilan inci.
Mereka diyakini berusia lebih dari 10.000 tahun. Piringan terdiri dari hieroglif kecil yang ketika dipelajari dan diterjemahkan, terungkap bahwa cakram tersebut menceritakan kisah menakjubkan tentang pesawat luar angkasa yang menabrak pegunungan.
Dikisahkan bahwa pesawat dikemudikan oleh orang-orang yang menyebut diri mereka Dropa. Hingga saat ini tidak jelas bagaimana kelanjutan penelitian terkait Batu Dropa, yang jelas hingga saat ini batu tersebut sangat dirahasiakan oleh Pemerintah China.
Burung Saqqara
<i>Fit and Proper Test</i>, Capim KPK Setyo Budianto Sebut OTT Tetap Diperlukan Tapi Selektif
Ditemukan selama penggalian makam Pa-di-Imen pada tahun 1898 di Saqqara, Mesir, Burung Saqqara adalah artefak berbentuk burung yang terbuat dari kayu pohon sycamore dengan berat bawah 40 gram dan dengan lebar sayap lebih dari 7 inci.
Ini bukan mainan atau patung burung biasa, ini diyakini merupakan gambaran alat terbang atau pesawat Mesir kuno yang usianya diperkirakan sekitar 200 SM - 2200 tahun yang lalu. Ini karena para peneliti melihat adanya prinsip-prinsip penerbangan pada artefak ini.
Tapi sayangnya tidak jelas bagaimana ini diterjemahkan ke artefak itu sendiri. Dengan ekornya yang vertikal, menyerupai pesawat terbang atau pesawat layang. Dokter Mesir, arkeolog, parapsikolog, hingga seorang dowser, Khalil Messiha, berspekulasi bahwa ini adalah purwarupa pesawat terbang pertama.
Baterai Bagdad
Baterai Bagdad sangat menarik karena telah berusia lebih dari 2000 tahun. Bayangkan pada tahun itu sudah ada baterai, tentu akan membuat pening kepala para peneliti. Perangkat ini terdiri dari bejana tanah liat setinggi 5-1/2 inci, di dalamnya terdapat silinder tembaga yang ditahan oleh aspal.
Di dalam silinder, arkeolog menemukan batang besi teroksidasi. Pada tahun 1940, Wilhelm Knig, Direktur Jerman Museum Nasional Irak menyarankan bahwa ini bisa menjadi sel galvanik, mungkin digunakan untuk menyepuh emas ke benda perak.
Tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya, karena Baterai Bagdad disebut sangat tidak efektif sebagai baterai meskipun bisa berfungsi. Sebagian besar arkeolog tidak percaya bahwa benda itu adalah sebuah baterai.
(DRA)