JK Prof Azyumardi Azra Sosok Luar Biasa Beliau Sangat Dihormati
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya akademisi dan cendekiawan muslim, Prof. Azyumardi Azra di Selangor Malaysia, Minggu (18/9).
JK mengenang Prof. Azra sebagai sosokyang banyak berjasa bagi bangsa dan umat. Bahkan, dunia internasional.
Selama dua kali menjabat Wakil Presiden RI, Prof. Azrapernah mendampingi JKsebagai Deputi Politik dan Staf Khusus.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya Profesor Azyumardi Azra. Beliau pernahmenjadi Deputi dan Staf Khusus,selama 10 tahun saya menjadi Wapres. Begitu banyak jasa beliau kepada kita semua, pada umat, kepada bangsa dan dunia internasional, kataJK di kediamannya, Jl Brawijaya, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Minggu (18/9).
JK juga mengenang mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah tersebut, sebagai salah satu sosok yang sangat dihormati di kalangan intelektual dunia. Dengan segala keilmuan yang dimilikinya.
Prof. Azra adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) atau Sir dari kerajaan Inggris.
Beliau orang pertama, dan mungkin merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mendapat gelar Lord atau Sir. Sertamempunyai keilmuan yang sangat dihormati di kalangan intelektual di dunia ini, tutur JK.
Secara pribadi dan mewakili keluarga, serta Dewan Masjid Indonesia, JK turut mendoakan agar mendiang Prof. Azramendapatkan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Pada Jumat (16/9), Prof. Azra sempat dibawa ke RSSerdang, Selangor, tak lama setelah tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Maaih di rumah sakit yang sama, Prof. Azra dipindah ke ruang Coronary Care Unit atau unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, Sabtu (17/9).
Hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Minggu (18/9).
Prof. Azra lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955.
Riwayat pendidikan tingginya dimulai dariFakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1982.
Abdul Mu'ti: Puasa Erat Kaitannya dengan Tujuan Didirikannya Negara dan Pendidikan Nasional
Atas bantuan beasiswa Fulbright, pria berdarah Minang itu mendapatkan gelar Master of Art (MA) dari Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Universitas Columbia, Amerika Serikat padatahun 1988.
Disusul gelar MA dari Departemen Sejarah pada universitas yang sama, setahun kemudian.
Tahun 1990, ayah empat anak ini memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Universitas Columbia tahun 1990, dan Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries pada 1992.
Tahun 2004, disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Suami Ipah Farihah ini juga pernah menekuni karier jurnalistik, sebagai wartawan Panji Masyarakat (1979-1985).