Kawasan Kerohanian, Prasasti Keberagaman dii Kampus UGM

Kawasan Kerohanian, Prasasti Keberagaman dii Kampus UGM

Nasional | radarjogja | Senin, 23 Mei 2022 - 01:20
share

RADAR JOGJA UGM membangun Kawasan Kerohanian di kompleks perumahan Sekip Blok N UGM. Nantinya akan ada sejumlah fasilitas keagamaan di lokasi ini. Untuk mewadahi kegiatan kerohanian civitas UGM beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Tak sekadar tempat peribadatan, kawasan ini juga akan menjadi tetenger. Sebuah prasasti simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Lebih khususnya di lingkungan UGM Jogjakarta.

Kawasan ini akan menjadi simbol bagi anak didik kita terkait toleransi dan kerukunan umat beragama. Terlebih lagi jika bangunan yang berdiri nantinya juga diisi dengan aktivitas-aktivitas yang positif, jelas Rektor UGM Panut Mulyono, Sabtu (21/5).

Pembangunan diawali dengan peletakan batu pertama oleh Panut Mluyono. Terlihat pula Mensesneg sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat UGM Pratikno yang ikut mendampingi. Setelah itu diikuti oleh jajaran pimpinan UGM, tokoh masyarakat dan pemuka agama.

Kawasan Kerohanian berlokasi di lingkungan Kampus UGM, tepatnya di Kompleks Perumahan Sekip Blok N seluas 4.789 meter persegi. Proses perencanaan kawasan ini melibatkan dosen dari berbagai perwakilan kelompok agama sebagai Tim Perumus.

Pembangunan fasilitas rohani untuk beberapa kelompok agama di lingkungan kampus UGM menjadi salah satu prioritas sebagai bentuk komitmen UGM dalam merawat keberagaman dan toleransi, katanya.

Pembangunan kawasan kerohanian ini berkaitan dengan jati diri UGM sebagai universitas Pancasila. Sebuah institusi pendidikan yang terbuka, mempunyai civitas dengan beragam latar belakang suku, agama, bahkan kebangsaan. Perbedaan ini diakomodasi dalam wadah-wadah kegiatan.

Fasilitas kerohanian, lanjutnya, akan memfasilitasi lima agama dalam satu area. Walau begitu tidak lepas interkoneksinya dengan fasilitas agama Islam di Mardliyyah Islamic Center dan Masjid UGM.

Praktik baik yang dikerjakan di kawasan ini akan dikenang oleh anak didik kita ketika mereka lulus dan membentuk mindset mereka sebagai pemimpin yang berasal dari UGM, ujarnya.

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM Pratikno menyambut baik pembangunan Kawasan Kerohanian. Kemajuan teknologi, menurutnya, membuat dunia menjadi semakin sempit. Percampuran, interaksi, serta pergaulan lintas bangsa, lintas agama dan lintas etnis semakin tinggi. Imbasnya masyarakat semakin plural dan majemuk.

Dia memaparkan banyak negara kewalahan menghadapi kemajemukan. Disatu sisi Indonesia justru kuat dengan Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinekaan inilah yang menurutnya perlu dipelihara, sebagai salah satu bentuk pendidikan bagi generasi masa depan.

Pendidikan bukan hanya pendidikan di dalam kelas, tapi pendidikan butuh keteladanan. Kawasan ini adalah sebuah keteladanan bagi Bhinneka Tunggal Ika, kata Pratikno. (Dwi)

Topik Menarik