Sejarah Kerajaan Demak: Raja, Masa Kejayaan, Kehidupan Politik, Peninggalan dan Penyebab Runtuhnya

Sejarah Kerajaan Demak: Raja, Masa Kejayaan, Kehidupan Politik, Peninggalan dan Penyebab Runtuhnya

Nasional | inewsid | Selasa, 17 Mei 2022 - 18:06
share

JAKARTA, iNews.id - Materi Kerajaan Demak dipelajari dalam pelajaran Sejarah di sekolah. Agar semakin paham dan menambah wawasan, simak informasinya di sini.

Mengutip buku \'Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia\', kerajaan Demak berdiri pada awal abad ke-16 Masehi seiring kemunduran Majapahit. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Raja Majapahit yang memimpin Kerajaan Demak pada 1500 hingga 1518 M.

Siapa Saja Raja Kerajaan Demak?

Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak dan di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal perkembangan ajaran Islam di Jawa.

Setelah Raden Patah wafat pada 1518, Kerajaan Demak dilanjutkan oleh putranya, Pati Unus (1488-1521). Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor. Pati Unus gugur dalam pertempuran Malaka melawan Portugis dan digantikan Trenggana (1521-1546) sebagai pemimpin ketiga Kerajaan Demak.

Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai masa kejayaan. Wilayah Demak meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggono berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.

Kemudian, saat Sultan Trenggano meninggal dunia terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menduduki tahta selanjutnya. Hingga akhirnya pemerintahan Kerajaan Demak benar-benar usai pada 1554.

Bagaimana Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Demak?

Kehidupan masyarakat Demak tidak bisa dipisahkan dari Islam. Hal ini berkaitan karena Demak merupakan tempat berkumpulnya Walisongo.

Sisa kebudayaan Islam di Kerajaan Demak yang menjadi bukti adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak dihiasi dengan ukiran kaligrafi.

Budaya sekaten menjadi saksi peradaban Islam di Kerajaan Demak. Kala itu dipelopori oleh Sunan Kalijaga untuk menarik masyarakat agar memeluk agama Islam. Tradisi sekaten masih dipelihara hingga saat ini di daerah Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.

Bagaimana Kehidupan Politik Kerajaan Demak?

Secara politik, Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. mengakhiri dominasi panjang Majapahit, dari eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten berdiri sejak abad ke-6 Masehi.

Kerajaan Demak menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah seperti Surabaya, Tuban dan Madiun memiliki adipati yang cukup berpengaruh.

Kerajaan Demak juga pertama kali bersentuhan dengan imperialisme barat. Berdirinya Demak pada abad ke-16 kemudian dilanjutkan dengan pendudukan Portugis di Malaka.

Direbutnya Sunda Kelapa pada tahun 1527 adalah salah satu upaya untuk menguasai seluruh pesisir utara dan menangkal kedatangan Portugis di Jawa.

Kenapa Kerajaan Demak Runtuh?

Runtuhnya Kerajaan Demak disebabkan oleh pemberontakan Adipati Hadiwijaya, penguasa Pajang. Hadiwijaya semula sangat setia kepada Demak, namun kekacauan yang disebabkan oleh Arya Penangsang dengan membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat membuatnya berontak pada tahun 1556.

Apa Saja Peninggalan Kerajaan Demak?

Pintu Bledek adalah pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Pintu ini terdapat di dalam Museum Masjid Agung Demak tersebut.

Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 Sunan Walisongo yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dimakamkan di Desa Kadilangu berdekatan dengan kota Demak.

Makam Sunan Kalijaga sekarang menjadi situs yang sering didatangi para peziarah dan wisatawan dari berbagai wilayah dan menjadi salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak.

Itu dia sejarah Kerajaan Demak, semoga dapat membantu belajarmu!

Topik Menarik