Kolaborasi Ketiga Rayni N. Massardi dan Christyan AS Lewat Novel 'Darah'

Kolaborasi Ketiga Rayni N. Massardi dan Christyan AS Lewat Novel 'Darah'

Terkini | mnctrijaya | Rabu, 3 Juli 2024 - 08:15
share

Kolaborasi ketiga Rayni N. Massardi dengan Christyan AS ini rupanya tidak sengaja muncul saat ia sedang sibuk mengerjakan novel grafis Tidak Jatuh Cinta dan Sinar. Dari yang sekadar mencorat-coret tisu atau kertas di mana pun untuk menghilangkan stres, muncullah deretan kata-kata yang kemudian disatukan menjadi berbagai puisi, atau yang lebih suka disebut Rayni sebagai kumpulan aksara, tentang darah. Setelah terkumpul, ia pun menunjukkan ke Christ aksara Darah tersebut melalui Whatsapp dan Christ pun tertarik untuk menambahkan gambar di setiap puisi.


"Setelah aku tunjukkan kumpulan aksara Darah, Christ langsung kirim gambar digital satu per satu. Tadinya, aku mau kirim seluruh aksara, tapi dia bilang, cukup kata benda yang ada di tulisan Darah-ku. Karena kebetulan saat itu lagi butuh rehat dari nulis dua cerita sebelumnya, jadi aku pikir untuk meneruskan aksara dan sketsa ini. Waktu lihat gambar- gambar Christ, aku langsung merasa suka karena terasa nyatu dengan Darah-ku," ucap Rayni


Bicara mengenai makna lain di balik menyatukan aksara dan sketsa, Rayni rupanya menolak jika dikatakan bahwa ini memang sudah diniatkan dari awal. Menulis ke-65 puisi di dalam Darah dilakukannya secara spontan, baru setelah itu muncul gambar yang  melengkapi aksara. Namun, menurut penulis yang karyanya masuk ke dalam Antologi  Cerpen 25 Penulis Perempuan Namaku Luka (2024) ini, "Darah' ia pilih karena merupakan  hal yang esensial dalam hidup.

"Manusia hidup karena darah mengalir dengan baik di dalam tubuh. Untuk itu, sudah sepatutnya kita berterima kasih, mencintai, dan menghormati darah. Kita harus menghargai darah kita serta darah orang lain atau makhluk lain. Jika tidak menghargai dan menghormati darah, yang lahir hanyalah pertikaian, luka lara, dan duka nestapa," jelas Rayni. 


Meski menulis menjadi terapi baginya, namun Rayni mengakui tetap menemukan  kesulitan. Perbedaan jarak membuat komunikasi antara dirinya dan Christ sedikit terhambat.

"Walau banyak kesulitan selama proses menulis, tapi aku berhasil melaluinya  dengan baik dan aku menganggap ini sebagai suatu kemenangan dan kebanggaan pada diri sendiri karena ini sekaligus melatihku untuk bekerja sama dengan orang lain," tutupnya

Topik Menarik