Ketua Alumni Sorot Pengadaan Ruang Kelas Kontainer Kampus Unsika Senilai Rp5 Miliar
KARAWANG, iNewsKarawang.id - Ketua Ikatan Alumni Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Nace Permana, angkat suara terkait viralnya penggunaan kontainer sebagai ruang kelas darurat di kampus Unsika 2.
Menurutnya, langkah ini memunculkan banyak pertanyaan, terutama terkait anggaran yang fantastis.
“Perlu dijelaskan oleh pihak rektorat, apa alasan sebenarnya memilih kontainer ini. Apakah demi penghematan, atau ada tujuan lain? Kalau alasannya karena kekurangan ruang kelas, seharusnya ada solusi lain yang lebih efektif dan masuk akal,” ujar Nace, Jumat (13/12/2024).
Nace juga menyoroti nilai tidak ada estetika dan bahkan kenyamanan mahasiswa diabaikan dalam kebijakan ini.
"Kalau tujuannya agar viral, ini langkah yang salah. Ruang kelas kontainer ini tidak hanya minim estetika, tetapi juga tidak nyaman bagi mahasiswa. Apalagi, anggaran yang digunakan mencapai Rp 5 miliar. Ini angka yang tidak kecil,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nace menilai ada kelalaian dalam perencanaan kapasitas ruangan di Unsika. Sebab, pengelolaan penerimaan mahasiswa baru yang seharusnya sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari.
“Penerimaan mahasiswa baru itu terjadwal dan punya periodisasi yang jelas. Jadi, mengapa tidak dihitung sejak awal? Menggunakan kontainer sebagai ruang kelas menunjukkan ada kegagalan dalam perencanaan kampus,” tambahnya dengan nada heran.
Dengan jumlah anggaran yang besar dan dampak kenyamanan mahasiswa yang dipertaruhkan, Nace meminta pihak rektorat untuk transparan dan menjelaskan secara detail keputusan ini kepada publik. “Ini bukan hanya soal fasilitas, tapi juga soal tanggung jawab dan perencanaan yang baik,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 60 kontainer dijadikan sebagai ruang kelas, ruang dosen hingga toilet oleh Kampus Unsika 2. Hal itu dilakukan karena kurangnya ruang kelas disana.
Nilai pengadaan Kontainer tersebut jumlahnya cukup fantastis, sebagaimana diungkapkan Anna, Humas Unsika, pembelian kontainer itu menelan anggaran Rp.5 Miliar.
“Kontainer di beli melalui sistem e- katalaog dan akan menjadi aset Barang Milik Negara (BMN) Unsika dengan rincian 40 kontainer untuk kelas, (termasuk juga) kontainer ruang dosen, ruang rapat, toilet, kantin dan gudang,” terangnya.