Simbah Nginang Jambe

Simbah Nginang Jambe

Terkini | jatenginfo.inews.id | Jum'at, 27 Desember 2024 - 23:10
share

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Saat simbah putri kami, Saijah Syirojudin wafat dalam usia 102 tahun (1988), ada kenangan yang masih saya ingat selalu, yaitu giginya masih utuh, wajahnya teduh tersenyum dan tubuhnya lurus. Padahal semasa hidupnya, sudah puluhan tahun mbah Saijah badannya membungkuk dan berjalan menggunakan bantuan tongkat kayu. Sebagai salah satu cucu, saat itu saya merasa bersyukur dapat mengikuti pemulasaraan jenazah hingga prosesi penguburan jenazah ke liang lahat.

Saya meyakini giginya yang masih utuh tersebut dikarenakan kebiasaan simbah nginang setiap hari. Sayapun menyaksikan simbah tidak pernah “kerso” (mau) makan nasi panas atau hangat, menunggu dingin. Sejak SD saya sering diajak suwargi bapak Damanhuri Syiroj sowan simbah Saijah di dusun Tunggu, Sendangmulyo, Meteseh, Tembalang (dahulu kecamatan Genuk) kota Semarang. Waktu itu, era 70-80an, angkutan kota dari Bonbin (Kebon Binatang) Tegal Wareng hanya sampai Pasar Kapling Sendangguwo.

Jika nasib sedang baik, kami dapat melanjutkan perjalanan menumpang “colt doplak” (mobil pick-up) turun di jalan samping rumah simbah. Tetapi lebih seringnya kami jalan kaki menyusuri perbukitan wadas Sigar Bencah untuk mencapai rumah simbah. Perumahan Ketileng dan Sendang Mulyo masih berupa hamparan luas lahan kering “tegalan” dengan beberapa pohon mangga kuweni (Mangifera odorata). Kadangkala kami “ngiyup” (berteduh) sejenak di bawah pohon tersebut.

Tradisi “nginang” merupakan warisan yang dahulu biasa dilakukan wanita Jawa. Masyarakat Jawa percaya dan meyakini manfaat dan dampak positif dari kebiasaan menginang. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih adanya kebiasaan nginang nenek-nenek di pedesaan. Mereka sangat meyakini bahwa dengan menginang maka gigi dan gusi akan terasa lebih sehat dan kuat.

Untuk menginang dibutuhkan lima bahan alami. Yakni sirih (Jawa : Suruh), biji buah pinang (Jambe), gambir, kapur yang “sudah mati” (Injet) dan tembakau. Kombinasi dari tiga hingga empat bahan tersebut dicampur atau ditumbuk kasar di “pakinangan” wadah khusus dari kuningan, baru dituangkan dalam 1-2 lembar daun sirih lalu dikunyah selama beberapa menit. Kunyahan itu yang terdistribusi ke seluruh gigi, gusi dan rahang di dalam mulut. Tinggalan dari bahan-bahan itulah yang memberikan warna merah kecoklatan pada gigi. Tahap selanjutnya baru disusur dengan tembakau untuk menyerap air dan membersihkan sisa/bekas menginang. Tembakau yang bercampur sisa nginang disebut “susur”.

Rasa nginang perpaduan sepet, pedas, manis dan “semriwing” (sejuk seperti tertepa angin). Porsi bahan baku nginang haruslah seimbang, proporsional. Lebih baik minta tolong diajari dan dibuatkan oleh orang yang telah biasa menginang. Jika belum mahir memadukan bahan secara baik, maka kita akan mengalami “bengoren”. Yaitu bibir terasa kasar dan perih, dikarenakan kebanyakan injet atau kapur sirih. Dua kali mengalami bengoren, membuat saya kapok tidak berani menginang lagi. Pertama, ketika saya mencoba latihan nginang di rumah suwargi simbah Saijah, serta kedua menginang di rumah kos suwargi mbah haji Jamhari Cempolorejo Krobokan Semarang.

 

Daun sirih dan pinang mengandung senyawa anti bakteri, anti depresan, anti oksidan dan anti parasit. Daun sirih (Piper betle) maupun sirih merah (Piper ornatum) mempunyai sejumlah kandungan senyawa yang bermanfaat, antara lain : saponin, tanin, flavonoid, fenol, glycosides dan chavicol. Berbagai kandungan itu bersifat anti bakteri yang dapat menimbulkan infeksi dan rasa gatal. Cukup banyak produk kecantikan dan kesehatan di pasran yang menggunakan daun sirih sebagai bahan dasarnya.

Buah pinang (Areca catechu), berdasarkan hasil penelitian dan dimuat jurnal Cancer Prevention Research, memiliki senyawa untuk melawan kanker. Buah pinang muda telah dikenal cukup lama sebagai bahan obat tradisional (jamu) yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan energi dan vitalitas. Silakan anda mencoba minum jus buah pinang muda yang berkasiat meningkatkan vitalitas pria, 1-2 jam sebelum menggauli istri.

Khasiat pinang muda tidak kalah dengan “budaya pangan dan herbal” kurma muda untuk meningkatkan vitalitas wanita di jazirah Arab. Sebagai ramuan tradisional, buah pinang muda juga membantu mengencangkan dan memperbesar payudara. Selain relatif tidak memiliki efek samping, pemanfaatan pinang muda bagi wanita cukup ampuh, lebih mudah dan lebih murah dibandingkan memakai lotion khusus atau skin care untuk keperluan itu.

Gambir (genus Uncaria) adalah tanaman perdu yang mampu tumbuh setinggi 2 meter. Gambir untuk bahan nginang dihasilkan dari ekstrak tanaman gambir yang disemenkan dan dikeringkan, berwarna coklat kehitaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang sempat saya baca, gambir mengandung senyawa antioksidan katekin (catechin), mampu merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses pencernaan di usus besar. Selain itu, gambir juga dipakai sebagai bahan campuran obat untuk mengatasi luka bakar, diare, sariawan, sakit kepala dan sakit kulit. India merupakan negara pengimpor gambir terbesar (68-70) dari Indonesia.

Tembakau (Nicotiana tabacum) adalah genus tanaman berdaun lebar yang berasal dari Amerika Utara dan Selatan. Daun tembakau paling banyak digunakan sebagai bahan baku rokok kretek dan cerutu. Belakangan devine tembakau dipakai untuk terapi pengobatan kanker dan penyakit degeneratif tertentu. Tembakau Indonesia sangat terkenal di manca negara sebagai bahan baku terbaik cerutu. Tembakau mengandung zat alkanoid nikotin yang bersifat neurotik, bermanfaat untuk mengendorkan urat saraf (relaksasi), disamping pula mempunyai kandungan neurotoksin (racun saraf) yang sangat ampuh digunakan pada serangga. Beberapa produk insektisida hayati organik menggunakan ekstrak daun tembakau sebagai bahan utama.

Injet adalah nama lain dari kapur sirih sebagai salah satu bahan menginang. Injet berasal dari bahan kapur alam yang diendapkan dalam tong berisi air dalam kurun waktu 1-2 bulan. Orang Jawa sering menyebutnya dengan “kapur mati”. Selain sebagai bahan menginang, injet juga digunakan sebagai bahan pelengkap untuk berbagai keperluan masak memasak. Diantaranya ditambahkan untuk adonan keripik, peyek dan gorengan, membuat cendol, mencuci irisan sayur mayur yang mengandung getah, dan sebagainya. Injet mengandung kalsium yang berguna dan dibutuhkan untuk menguatkan gigi dan tulang.

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbanyak dan terbaik dunia (mega biodiversitas). Tidak kurang hampir 10.000-an jenis telah teridentifikasi sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat. Sementara baru sekitar 800-an jenis tanaman berkhasiat obat termanfaatkan untuk berbagai kebutuhan bahan baku jamu dan industri obat, herbal, suplemen dan makanan minuman kesehatan. Termasuk lima jenis tanaman yang biasa dipakai untuk menginang. Ke depan, untuk mewujudkan kemandirian pangan dan obat-obatan, perlu kiranya dihadirkan “pasta gigi nginang” yang dibuat dengan teknologi canggih dan mutakhir agar bisa dipakai masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut secara praktis. Agar generasi bangsa dapat mengikuti tradisi nginang dengan baik dan tidak bengoren.

Wallahu’alam

Topik Menarik