Disebut Hadratussyaikh, Arif Sugiyanto Lapor ke Polisi

Disebut Hadratussyaikh, Arif Sugiyanto Lapor ke Polisi

Infografis | sindonews | Sabtu, 26 Oktober 2024 - 14:12
share

Calon bupati (Cabup) Kebumen Arif Sugiyanto melaporkan penulis berita di akun media online ke Mapolres Kebumen, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan karena penulis diduga telah melakukan pencemaran nama baik yang mengandung hoaks, fitnah, dan pelecehan.

Laporan tersebut dilakukan pada Jumat 25 Oktober 2024 malam dengan nomor register Rekom/238/X/2024/SPKT.

Baca juga: Oknum ASN di Kebumen Jual Miras, Ada Bunker di Bawah Dapur Rumah

Dalam berita itu, Arif Sugiyanto didaulat sebagai Hadratussyaikh dan Panglima Para Kiai se Kabupaten Kebumen. Menurut Arif, hal itu sebagai bentuk pelecehan, sebab dirinya merasa tidak pernah didaulat sebagai mahaguru.

"Itu jelas bentuk penghinaan, masa disebut hadratussyaikh. Ada kalimat yang tidak sepantasnya dan itu ngarang, seperti kiai harus nunduk dan cium tangan ke saya. Itu kan ngarang, ngawur pelecehan," ujarnya, Sabtu (26/10/2024).

Arif menegaskan fakta-fakta dalam berita itu dipastikan tidak ada. Penulis hanya beropini menggunakan imajinasinya.

Misalnya penulis mengatasnamakan Persatuan Kiai dan Santri Pesantren Kebumen (Pesek). Arif memastikan nama yang dipakai tersebut di Kebumen tidak ada.

Baca juga: Bawaslu Waspadai Kecanggihan Artificial Intelligence di Pilkada Serentak 2024

"Saya sudah tanya ke kiai-kiai gus-gus pondok pesantren, enggak itu yang namanya Gus Uni di Kebumen, kemudian Pesek itu apa? Nggak ada itu ngarang-ngarang sendiri," katanya.

Tidak hanya itu, kegiatan dalam berita itu pun tidak jelas waktu, tempat, dan tanggalnya.

"Kapan saya dinobatkan, tempatnya di mana, dalam acara apa. Di situ nggak jelas, saya aja nggak tahu. Orang kalau mau menobatkan, itu kan mestinya memberi tahu kepada yang bersangkutan, konfirmasi berkenan atau tidak. Tidak tiba-tiba langsung jadi," jelasnya.

Pemberitaan itu, kata Arif, telah meresahkan masyarakat, terutama di kalangan para kiai dan santri. Terlebih menyinggung kiai dan pondok pesantren ternama di Kebumen.

"Konten-konten kaya gini berbahaya. Bisa memecah persatuan di masyarakat karena memuat isu SARA," ucapnya.

"Coba bayangkan, kalau misalkan dari alim ulama terpancing, para santri-santrinya terpancing. Kemudian loyalis saya juga terpancing, ini kan akan menjadi benturan keras. Yang rugi adalah rakyat sendiri. Yang membuat berita mringis-mringis dapat duit mungkin ya, saya nggak paham. Ya nanti aparat penegak hukum yang mendalami," sambungnya.

Menurutnya, pada pesta demokrasi ini seyogyanya calon-calon menyampaikan visi dan misi kepada masyarakat. Dirinya selaku incumbent sejauh ini mengaku telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kondusivitas di wilayah Kabupaten Kebumen.

"Apalagi lari ke SARA. Kebumen ini dulu pernah SARA dan kerusuhan. Tentunya hal ini juga memperihatinkan kalau sudah mengarah ke SARA," imbuhnya.

Topik Menarik