Raden Wijaya Jadikan Gayatri Dewan Penasihat Termuda Kerajaan Majapahit
SOSOKGayatri perempuan istimewa di Kerajaan Majapahit. Dia merupakan istri Raden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya juga yang menahbiskan Wangsa Rajasa, sepeninggal Kertanagara Raja Singasari terakhir.
Namun, Gayatri tak kalah memiliki peran penting selain sebagai istri Raden Wijaya. Tak heran ketika Majapahit merayakan kemenangan atas pasukan Mongol, Gayatri diundang khusus. Pesta kemenangan dilakukan Raden Wijaya sekaligus merayakan kemenangan ganda.
Pembangunan ibu kota baru Kerajaan Majapahit menjadi tonggak bagaimana Majapahit memulai cikal bakal sebagai kerajaan baru. Raden Wijaya mengundang Gayatri untuk bergabung dalam dewan penasihatnya sebagai anggota termuda.
Dia senang bisa berjumpa Gayatri, tapi di sisi lain sangat terbebani oleh sederet tanggung jawab barunya sebagai seorang pemimpin tak bermahkota dari sebuah negeri yang hancur lebur karena perang.
Earl Drake pada "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" menyatakan selama beberapa minggu pertama, Raden Wijaya tak bisa berbicara empat mata dengan Gayatri.
Gayatri kecewa Raden Wijaya tidak berusaha menemuinya seorang diri atau menepati janji yang pernah dibisikkan kepadanya di Daha yakni menolak semua pinangan sampai kau penuhi takdirmu sebagai istri seorang raja kelak.
Pemulihan kedamaian dan stabilitas negara serta upaya melegitimasi statusnya sebagai pemangku takhta sungguh-sungguh menyita perhatian Raden Wijaya. Gayatri mulai khawatir Raden Wijaya sudah tidak lagi tertarik pada dirinya.
Namun tak disangka, puncak kemesraan mereka bermula pada ulang tahun Gayatri yang ke-19. Saat sang kakak Tribhuwana memutuskan mengadakan perayaan besar-besaran untuk Gayatri.
Tribhuwana berhasil menarik hati Raden Wijaya dengan mengumumkan bahwa selama dua tahun belakangan masyarakat Majapahit telah mengalami tekanan luar biasa.
Kini saatnya merayakan syukuran bagi terbebasnya Jawa dari malapetaka dan untuk Gayatri yang memasuki usia dewasa. Ribuan karangan bunga dirangkai, bunga-bunga, dan tanaman-tanaman wangi dipajang berjejer sepanjang aula perjamuan, seperangkat gamelan digelar, serta sebuah jamuan megah dipersiapkan.
Setelah lama didera penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan, rakyat butuh bersenang-senang. Mereka pun melepas lelah menjadikan malam itu malam sukacita dan penuh kesan. Perayaan itu digelar di bawah bulan purnama.
Sampai menjelang perayaan, Gayatri masih berkutat pada studinya dan nyaris tak sekali pun melirik eloknya busana dan perhiasannya. Semenjak kepindahannya ke markas di Majapahit, dia sengaja mengenakan busana kerja guna menegaskan kesan dirinya adalah perintis-pendiri kerajaan baru alih-alih putri Singhasari yang manja.